kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Digital Penting Berkolaborasi dengan Universitas Menjawab Tantangan SDM


Kamis, 01 Februari 2024 / 12:57 WIB
 Bank Digital Penting Berkolaborasi dengan Universitas Menjawab Tantangan SDM
ILUSTRASI. Staf mencoba fitur Rekening Simpanan pada Gopay Tabungan by Jago usai peluncuran di Jakarta, Rabu (31/01/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan Indonesia mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan pertumbuhan pesat kelas menengah dan ekosistem digital nasional. Situasi ini peluang sekaligus tantangan bagi bank-bank berbasis teknologi dalam menghadirkan inovasi layanan dan sekaligus memastikan ketersediaan talenta digital yang dibutuhkan.

Pratomo Soedarsono, Head of People & Culture PT Bank Jago Tbk  mengungkapkan, Indonesia sebagai negara populasi terbesar di Asia Tenggara didominasi oleh kelas menengah yang punya keinginan tinggi menggunakan layanan keuangan dan melakukan pembelian secara digital. 

Menurutnya, hal itu merupakan potensi yang besar bagi industri berbasis digital, termasuk bank berbasis teknologi, untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi calon konsumen tersebut. “Dengan market yang besar, ada kesempatan bagi bank untuk menghadirkan produk dan layanan yang lebih seamless dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dalam ekosistem digital,” jelas Pratomo dalam diskusi bertajuk The Future of Banking: Career in a Digital Bank, belum lama ini.

Ia menyebut, potensi tersebut telah membuat pasar perbankan digital Indonesia semakin kompetitif. Apalagi semakin banyaknya bank yang merilis layanan berbasis aplikasi dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah Bank Jago.   Bank berbasis teknologi ini merancang Aplikasi Jago untuk dapat tertanam dan terkoneksi dengan ekosistem digital, seperti Gojek, GoPay, Bibit, dan Stockbit.

Baca Juga: Laba Allo Bank (BBHI) Terbang 64,6% Menjadi Rp 444,56 Miliar di Tahun 2023
 
Pratomo bilang, dalam membangun bank yang sepenuh digital,  Bank Jago tak hanya fokus membangun infrastruktur IT dan banking yang handal dan aman, tetapi juga memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang punya digital mindset dan siap kerja.
 
Namun,  tantangan Bank Jago mencari digital talent berat. Partomo mengatakan,  ada keterbatasan SDM yang qualified, baik engineering, data analyst, maupun bankers yang melek teknologi. Untuk menjawba tantangan itu, perseroan menghadirkan beberapa hal agar talent-talent bisa membangun karir di Bank Jago.
 
Pertama, Bank Jago menciptakan lingkungan kerja yang baik dan infrastruktur pendukung yang cukup sehingga para talenta bisa mendapatkan pengalaman kerja yang menyenangkan dan memudahkan mereka mengembangkan kapabilitas sehingga dapat tumbuh bersama perusahaan.
 
“Kami tidak hanya mencari bibit-bibit talent yang punya bakat, tetapi juga membangun kompetensi mereka melalui capability journey. Karena talentanya jumlahnya sangat besar, kami harus membuat kerangka kerja digital agar mereka bisa bekerja dan belajar secara mandiri,” ujarnya.
 
Kedua, bekerjasama dengan partner-partner strategis, termasuk dengan perguruan tinggi,  dalam membangun dan menyediakan talenta-talenta digital yang siap kerja. Antara lain dengan mengembangkan program pembelajaran mandiri berbasis digital Jago Digital Academy.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia (BRIS) Kantongi Laba Rp 5,7 Triliun Tahun Lalu
 
Jago Digital Academy (JDA) merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta di bidang teknologi dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri. Melalui program ini diharapkan muncul talenta-talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif.
 
Pratomo menerangkan, JDA saat ini telah mengembangkan program pembelajaran yang mandiri untuk 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science.
 
“JDA ini merupakan hasil diskusi dan kolaborasi para ABG–academician, business, government, untuk bagaimana membangun sebuah solusi bersama dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat dan menciptakan lingkungan digital tidak hanya di dalam tapi juga di luar, sebagai bagian dari SDGs (Sustainable Development Goals) Bank jago,” pungkas Pratomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×