Reporter: Roy Franedya | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia (BI) dan industri bercita-cita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Salah satu caranya, membentuk prinsipal lokal yang memiliki infrastuktur sendiri untuk menangani transaksi domestik.
Deputi Gubernur BI, Ronald Waas mengatakan, selama ini transaksi kartu kredit diproses oleh penyedia layanan luar negeri. Padahal 95% transaksi kartu kredit terjadi di dalam negeri. Selain alasan nasionalisme, prinsipal lokal juga akan mendorong efisiensi perbankan. Biaya ke nasabah lebih murah. "Kita perlu meniru Amerika Serikat. Mereka membentuk produk sendiri dan memasarkan di dalam negeri," ujarnya pekan lalu.
Untuk pembentukan skema ini, BI akan menyerahkan kepada perbankan. "Dengan pertumbuhan bisnis kartu kredit sebesar 10% per tahun, pasar Indonesia sangat menjanjikan," tambahnya.
Kabiro Humas BI, Difi A Johansyah mengatakan, tingginya penetrasi prinsipal asing lantaran Indonesia tidak memiliki posisi tawar tinggi. Produk kita tidak bisa digunakan di luar negeri. Bila prinsipal lokal besar dan sukses menggarap pasar domestik, dunia akan mengakui dan mau menerima. "Lihat Union Pay. Prinsipal lokal China itu mendunia karena berkembang di negeri sendiri," ujarnya.
BI mencatat, hingga November 2011, jumlah kartu kredit beredar mencapai 14,59 juta, meningkat 9,04% ketimbang November 2010. Nilai transaksi naik 8,79% menjadi Rp 15,72 triliun. Saat ini ada lima prinsipal kartu kredit di Indonesia. Yakni American Express, JCB Internasional, MasterCard, Visa dan Union Pay.
Industri menyambut baik gagasan tersebut. GM Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Steve Martha mengungkapkan, pihaknya dan BI beberapa kali mendiskusikan ide pembentukan prinsipal dan infrastruktur. Kedua pihak akan mengintensifkan lagi kajian tersebut tahun ini. Menurut AKKI, infrastuktur lokal harus milik bersama, bukan milik individu atau perusahaan lokal. Ini untuk mengurangi ketergantungan ke satu individu atau perusahaan.
Infrastuktur ini menangani transaksi lokal. Sementara transaksi luar negeri diserahkan ke prinsipal luar negeri.
Namun, mencapai tujuan itu tidak mudah. Indonesia tidak memiliki tenaga ahli lokal yang berkompeten dalam bidang itu. Untuk mengatasinya AKKI akan meminta prinsipal asing sebagai konsultan. "Tahun ini kami mematangkan konsep," tukas Steve.
Terkait prinsipal, Bank Central Asia (BCA) sudah mencoba merintis melalui BCA Card. Dan bisa efisien. Terbukti bunga BCA Card kini cuma 1,9% per bulan hingga Desember 2012. Per Desember 2011, terdapat 1 juta pemegang BCA Card, setengah dari total kartu kredit BCA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News