kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Mandiri andalkan kredit konsumer


Sabtu, 20 Mei 2017 / 16:13 WIB
Bank Mandiri andalkan kredit konsumer


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kredit konsumer menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan kredit PT Bank Mandiri Tbk. Tak tanggung-tanggung, bank berpelat merah ini mengincar kredit konsumer tumbuh dua digit di tahun 2017 atau tumbuh di atas rata-rata pasar.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menyampaikan, pihaknya membidik pertumbuhan tinggi pada kredit konsumer. Segmen kredit pemilikan rumah (KPR), kredit otomotif dan kredit tanpa agunan (KTA) sebagai pendongkrak kredit konsumer. "Untuk kredit konsumer secara keseluruhan akan tumbuh 22% di tahun ini," kata Tardi, Jumat (19/5).

Dengan asumsi kredit konsumer tumbuh 22% maka penyaluran kredit akan berkisar Rp 103,45 triliun di akhir tahun 2017. Tahun lalu, realisasi kredit konsumer Bank Mandiri senilai Rp 84,8 triliun.

Sampai kuartal I tahun ini, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit konsumer sebesar Rp 87,2 triliun. Pada periode tersebut, kontribusi terbesar pada kredit konsumer adalah home equity loans yang tumbuh 60,49% senilai Rp 6,24 triliun.

Diikuti kredit payroll tumbuh 24,07% dengan nilai Rp 17,98 triliun. Lalu, kredit otomotif yang tumbuh 22,96% atau senilai Rp 22,55 triliun, serta kredit perumahan yang meningkat 12,29% menjadi senilai Rp 30,17 triliun.

Kredit konsumer menjadi andalan Bank Mandiri karena kredit usaha kecil dan menengah (UKM) bakal tumbuh lambat. Harapannya, kredit konsumer mampu digenjot untuk mencapai target kredit Bank Mandiri sebesar 11%-13% di tahun ini.

Tardi menambahkan, Bank Mandiri tidak dapat mencapai pertumbuhan tinggi di UKM karena sedang melakukan bersih-bersih kredit bermasalah. Jika dirinci, kredit kecil mencatat nilai kredit bermasalah senilai Rp 2,04 triliun dengan rasio non performing loan (NPL) sebesar 3,54% di kuartal I-2017.

Sedangkan, kredit menengah atau yang masuk kategori kredit komersial memiliki nilai kredit bermasalah hingga Rp 16,11 triliun dengan rasio NPL mencapai 10,55% di kuartal I-2017.

"Kredit UKM hanya tumbuh 2% di tahun ini," kata Tardi. Wajar saja, target kredit UKM tak ambisius sebab realisasi kredit kecil hanya naik 2,5% atau senilai Rp 57,5 triliun di kuartal I-2017. Sementara, kredit komersial hanya tumbuh 0,6% dengan nilai Rp 152,7 triliun di kuartal I-2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×