kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Mandiri incar kredit konsumer tumbuh 22%


Jumat, 19 Mei 2017 / 19:31 WIB
Bank Mandiri incar kredit konsumer tumbuh 22%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kredit konsumer menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan kredit PT Bank Mandiri Tbk. Tak tanggung-tanggung, bank pelat merah ini mengincar kredit konsumer tumbuh dua digit hingga tumbuh di atas rata-rata pasar.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menyampaikan, pihaknya membidik pertumbuhan tinggi pada kredit konsumer. Segmen kredit pemilikan rumah (KPR), kredit otomotif dan kredit tanpa agunan (KTA) sebagai pendongkrak kredit konsumer. "Untuk kredit secara keseluruhan tumbuh 22% di tahun ini," kata Tardi, Jumat (19/5).

Dari asumsi kredit konsumer tumbuh 22%, penyaluran kredit akan mencapai sekitar Rp 103,45 triliun di akhir 2017 dari perhitungan realisasi kredit konsumer akhir tahun lalu senilai Rp 84,8 triliun. Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit konsumer sebesar Rp 87,2 triliun di kuartal I-2017.

Pada kuartal pertama, segmen kredit konsumer dengan pertumbuhan tertinggi adalah home equity loans tumbuh 60,49% senilai Rp 6,24 triliun, diikuti kredit payroll tumbuh 24,07% dengan nilai Rp 17,98 triliun, kredit otomotif tumbuh 22,96% senilai Rp 22,55 triliun, dan kredit perumahan tumbuh 12,29% senilai Rp 30,17 triliun.

Kredit konsumer menjadi andalan Bank Mandiri karena kredit usaha kecil dan menengah (UKM) bakal tumbuh lambat. Harapannya, kredit konsumer mampu bekerja keras untuk mencapai target kredit Bank Mandiri sebesar 11%-13% di tahun ini.

Tardi menambahkan, pihaknya tidak dapat mencapai pertumbuhan tinggi di UKM karena sedang melakukan bersih-bersih kredit bermasalah. Jika dirinci, kredit kecil mencatat nilai kredit bermasalah senilai Rp 2,04 triliuin dengan rasio non performing loan (NPL) 3,54% di kuartal I-2017.

Sedangkan kredit menengah dengan nama kredit komersial memiliki nilai kredit bermasalah hingga Rp 16,11 triliun dengan rasio NPL mencapai 10,55% di kuartal I-2017.

"Kredit UKM hanya tumbuh 2% di tahun ini," tambahnya. Bank berlogo pita emas ini mencatat kredit kecil hanya naik 2,5% atau senilai Rp 57,5 triliun di kuartal I-2017, dan kredit komersial hanya tumbuh 0,6% dengan nilai Rp 152,7 triliun di kuartal I-2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×