kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Bank Mandiri sambut baik perluasan debitur KUR


Kamis, 08 Oktober 2015 / 22:03 WIB
Bank Mandiri sambut baik perluasan debitur KUR


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah menurunkan tingkat bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari sekitar 22% menjadi 12%, pada Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III ini, pemerintah memperluas penerima KUR. Kini, keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai dapat menerima KUR untuk dipergunakan dalam sektor usaha produktif.

Melalui perluasan penerima KUR ini, pemerintah berharap akan muncul para wirausahawan baru. Tiga bank BUMN penyalur KUR menanggapi baik adanya perluasan penerima KUR.

Direktur Mikro dan Bisnis Banking Bank Mandiri, Tardi mengungkapkan, efek perluasan debitur KUR diharapkan dapat meningkatkan penyerapan KUR.

"Ekonomi yang sedang melambat ini membuat pemerintah juga menjadi sepaham untuk melakukan perluasan target market untuk KUR," ucap Tardi kepada KONTAN, Kamis (8/10).

Dengan dibukanya akses perluasan penerima KUR, maka penyaluran kredit wong cilik kini tidak hanya terbatas pada pertanian, perikanan, perkebunan dan juga Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tardi bilang, saat ini usaha perdagangan dan jasa bisa menikmati KUR.

Perluasan target market ini, kata Tardi, akan memperluas perbankan penyalur KUR untuk bisa berekspansi lebih luas lagi. Karena seperti diketahui, program KUR yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, sudah dibuka sejak awal tahun dan mulai berlaku efektif pada triwulan pertama. Hal ini tidak terjadi pada tahun 2015.

Program KUR di tahun bershio kambing kayu ini baru disetujui pada Agustus dan perbankan baru bisa efektif menyalurkan KUR pada pekan ke-dua bulan September. Dengan target KUR yang tetap sebesar Rp 30 triliun, maka perbankan harus melakukan percepatan untuk penyalurannya.

Tardi bilang, perbankan masih memiliki optimisme untuk menyalurkan KUR sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah. Bank Mandiri, misalnya, memiliki target penyaluran KUR sebesar Rp 3,2 triliun dengan rincian Rp 3 triliun untuk KUR mikro dan ritel ditambah Rp 200 miliar untuk KUR TKI.

"Kami masih optimis sampai dengan akhir tahun bisa menyalurkan seluruh KUR yang diamanatkan kepada Bank Mandiri. Sampai dengan akhir September kemarin, penyaluran KUR yang dilakukan BMRI sudah mencapai Rp 350 miliar, dengan waktu penyaluran efektif tidak sampai tiga pekan. Ini membuat kami optimis target penyaluran KUR Rp 3,2 miliar masih bisa tercapai," ucapnya.

Tardi menampik bahwa perluasan debitur KUR berpotensi menjadi moral hazard. Sebab fasilitas KUR ini tidak menggunakan dana pemerintah melainkan dana milik perbankan. Dengan demikian, perbankan memiliki tanggung jawab agar dana tersebut tetap kembali dan tidak menjadi kredit bermasalah.

Meski ada subsidi bunga dan asuransi, namun Tardi bilang, risiko kredit tetap ditanggung oleh masing-masing bank. "Karena portofolio kredit tetap ada di bank dan dana yang disalurkan melalui KUR tetap tanggung jawab bank. Ini tidak berpotensi menjadi moral hazard, karena masing-masing bank tetap harus bertanggungjawab terhadap portofolio kredit yang diberikan," jelasnya.

Perluasan debitur ini, kata Tardi, diharapkan tidak berpotensi menyumbang peningkatan NPL. Sebab, jika bank tidak memiliki keahlian untuk menyalurkan kredit di satu bidang usaha, maka tentu tidak akan disalurkan. Perluasan debitur KUR ini, kata Tardi, hanya memperjelas area penyaluran kredit dari yang awalnya belum jelas menjadi jelas.

"Contohnya perdagangan umum, yang aturan KUR sebelumnya masih abu-abu, sekarang menjadi boleh. Sehingga pengusaha-pengusaha perdagangan umum seperti restoran, warung makan, bisa menjadi klien KUR. Bank tentu bisa melihat bisnis itu visible atau tidak dari mobilitas keramaian pembeli. Perluasan debitur arahnya ke sana dan bukan berarti menyalurkan kredit di bidang usaha yang tidak diketahui oleh bank," katanya.

Monitoring penyaluran KUR pun dilakukan bank dengan cara yang sudah biasa dilakukan. Monitoring tetap dilakukan secara intensif, sama seperti penyaluran kredit komersial yang dilakukan oleh perbankan. Catatan saja, penyaluran kredit usaha rakyat sampai saat ini masih seret.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian dari total anggaran KUR senilai Rp 30 triliun, sampai dengan 30 September kemarin baru tersalur Rp 4,24 triliun saja. Penyaluran tersebut berasal dari tiga bank. Pertama, BRI senilai Rp 3,5 triliun dari target penyaluran KUR lewat bank tersebut yang pada tahun 2015 ini mencapai Rp 21,4 triliun.

Kedua, Bank Mandiri yang mencapai Rp 350 miliar dari target penyaluran KUR bank tersebut yang pada tahun 2015 ini ditetapkan mencapai Rp 3,2 triliun. Dan Ketiga, BNI yang baru mencapai Rp 159 miliar dari total target penyaluran KUR sebesar Rp 3,2 triliun yang ditetapkan untuk bank tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×