Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) melihat pada tahun 2016 hingga tahun 2017 kualitas kredit usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) memang mengalami penurunan.
Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) kredit UMKM per November 2017 sebesar 4,33%, naik bila dibandingkan tahun 2016 sebesar 3,96%.
Direktur Ritel Bank Mandiri, Tardi mengatakan, dalam situasi ekonomi yang datar, segmen tengah ini yang akan terkena dampak paling besar.
“Ekspektasi mereka pada saat ekonomi booming di 2013 dan 2014 membuat mereka menambah investasi dan modal kerja, kemudian mulai terkena dampaknya di 2015 yang terlihat dari over leverage. Dampak itu berlanjut sampai dengan tahun 2016 dan 2017 dengan terus naiknya NPL,” jelas Tardi kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2).
Menurutnya, Bank Mandiri juga merasakan dampak tersebut sehingga di tahun 2016 sampai tahun 2017 di segmen UMKM mengalami penurunan kwalitas kredit. Pun, pihaknya telah melakukan konsolidasi untuk perbaikan kualitas kredit. Dan, direncanakan 2018 sudah mulai tumbuh walau masih konservatif. Sayang pihaknya enggan menyebutkan angka pastinya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan bank per Desember 2017, pertumbuhan kredit mikro dan kecil Bank Mandiri masing-masing sebesar 22,3% yoy dan 1,3% yoy. Dari sisi NPL, tercatat kredit mikro dan kecil masing-masing sebesar 2,22% dan 3,79%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
