Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) berkomitmen untuk terus memacu pertumbuhan kredit. Untuk itu, bank spesialis di segmen bisnis pensiunan ini memperkuat pendanaan melalui penerbitan obligasi.
Bank Mantap akan menerbitkan obligasi melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana sebesar Rp 3 triliun. Tahap pertama akan diterbitkan senilai Rp 1,5 triliun pada Juli 2025 dan tahap kedua sebesar Rp 1,5 triliun pada April 2026.
Bank Mandiri akan menerbitkan obligasi tahap pertama akan diterbitkan dalam dua seri. Seri A dengan tenor tiga tahun dan indikasi kupon 6,3%-7%. Sementara Seri B bertenor lima tahun dengan indikasi kupon 6,4%- 7,1%.
Periode bookbuilding pada 11–18 Juni 2025, masa penawaran umum akan berlangsung pada 1 Juli, penjatahan pada 2 Juli dan penyelesaian pembayaran dari investor pada 3 Juli, distribusi pada 4 Juli, dan pencatatan di BEI pada 7 Juli.
Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen Maswar Purnama mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Bank Mandiri Taspen dalam memastikan keberlanjutan layanan keuangan bagi para pensiunan.
Baca Juga: Mandiri Taspen Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun pada Juli 2025
“Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan digunakan sepenuhnya untuk membiayai pertumbuhan kredit pensiun,” kata ungkap Maswar dalam keterangannya, Rabu (11/6).
Dia bilang, Bank Mantap menargetkan kredit tahun ini tumbuh 11,6%. Per Maret 2025, outstanding kredit bank ini yang tumbuh sebesar 10,8% secara tahunan tau year on year (YoY) menjadi Rp 47,18 triliun.
Untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat dan berkelanjutan, kata Maswar, Bank Mandiri Taspen menerapkan strategi terukur untuk meningkatkan produktifitas sekaligus menjaga likuiditas kredit tetap terkendali.
Maswar menambahkan, pihaknya menyiapkan strategi terukur untuk menjaga pertumbuhan kredit sekaligus menjaga kualitas aset. Fokus utama diarahkan pada optimalisasi nasabah eksisting, khususnya pensiunan dalam daftar pembayaran manfaat (Dapem) non-kredit, serta peningkatan penyaluran produk unggulan seperti KUR dan auto loan sebagai bagian dari diversifikasi portofolio.
Bank juga memperkuat kerja sama dengan PT Taspen untuk akuisisi rekening pensiunan dan Bank Mandiri untuk menjangkau nasabah payroll yang akan pensiun dalam tiga tahun ke depan. Penyaluran kredit dilakukan secara selektif dengan verifikasi kesehatan dan evaluasi risiko berkala, sementara monitoring terhadap nasabah bermasalah ditingkatkan guna menjaga NPL tetap terkendali.
Direktur Finance, Risk, and Operations Bank Mantap, Putu Apriyanto, menyatakan bahwa dana obligasi akan digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan dan menurunkan cost of fund, guna meningkatkan daya saing, khususnya di segmen pensiunan.
Menurunya, potensi mendorong kredit masih besar. Dari 565.000 nasabah pensiunan, baru sekitar 300.000 yang menjadi debitur Bank mantap. “Setelah seleksi, ada potensi ekspansi kredit dari 200.000 nasabah, dengan nilai sekitar Rp 3 triliun. Sementara potensi top-up dari debitur eksisting diperkirakan mencapai Rp 8 triliun–Rp 9 triliun,” papar Putu.
Baca Juga: Simak Strategi Berkelanjutan Bank Mandiri Taspen
Setiap tahun, sekitar 120.000–130.000 ASN memasuki pensiun. Untuk itu, Bank Mantap memperkirakan potensi akuisisi debitur baru yang bisa dilakukan perseroan mencapai 50.000 per tahun.
Sementara untuk menjaga profitabilitas, bank menerapkan smart pricing berbasis wilayah dan prioritas bisnis, serta fokus pada penghimpunan dana ritel berbiaya rendah dan pengelolaan dana wholesale secara selektif.
Pendapatan berbasis komisi juga terus didorong melalui optimalisasi kanal digital Movin, perluasan kemitraan, serta pengembangan layanan trading sejak Maret. “Bank Mantap juga terus melakukan efisiensi melalui penyederhanaan proses bisnis dan sinergi operasional dengan Bank Mandiri, baik melalui layanan gratis maupun skema cost sharing,” pungkas Putu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News