Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tengah menunggu keluarnya izin dari pemerintah Singapura terkait pengembangan dua anak usahanya di Negeri Merlion tersebut.
"Saat ini kami tengah menunggu lisensi untuk Mandiri Management Investasi dan Mandiri Sekuritas agar dapat menawarkan produk di Siangapura," kata Direktur Finance & Strategic Bank Mandiri Pahala N Mansury saat ditemui di Jakarta Senin (11/9).
Dengan adanya lisensi dari otoritas di Singapura ini, maka MMI dan Mansek diharapkan dapat menjual produknya yang berupa saham dari klien-kliennya langsung kepada investor yang berbasis di Singapura. Selama ini, untuk penjualan saham, obligasi ataupun SBN di pasar Singapura, Bank Mandiri membutuhkan agen penjual.
"Kalau kami dapat lisensi, ya tidak perlu lagi agen penjual. Jadi bisa langsung ditawarkan sendiri. Untuk awalnya yang kami tawarkan adalah penjualan saham klien kami, baru setelah itu obligasi dan SBN," ujar Pahala.
Dia menilai, saat ini, saham perusahaan di Indonesia masih menarik bagi investor asing. "Sedangkan untuk obligasi, masih belum menarik minat investor asing, karena jumlah corporate bond-nya masih sedikit," jelasnya.
Awalnya, Mandiri mengharapkan lisensi ini dapat keluar pada Oktober mendatang. Namun sepertinya hal tersebut sulit terealisasi sehingga diharapkan sebelum akhir tahun lisensi dari otoritas Singapura dapat keluar.
Jika semuanya berjalan lancar, Bank Mandiri memastikan untuk membentuk anak usaha di Singapura. "Untuk investasi awal keduanya masuk ke Singapura, membutuhkan dana sekitar US$ 2 juta-4 juta," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News