kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank masih batasi penyaluran kredit valas


Selasa, 30 Juli 2013 / 07:16 WIB
Bank masih batasi penyaluran kredit valas
ILUSTRASI. 4 Tips Makeup untuk Para Pemilik Kulit Gelap


Reporter: Nina Dwiantika, Roy Franedya, Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Belum pulihnya ekonomi global, gejolak nilai tukar rupiah dan melemahnya permintaan komoditas, menjadi alasan perbankan membatasi penyaluran kredit valuta asing (valas). Perbankan  lebih memilih menjaga likuiditas valas sebagai antisipasi.

Lihat saja Bank Mandiri. Per semester I-2013, bank dengan aset terbesar di Indonesia ini menyalurkan kredit valas sekitar Rp 53 triliun atau tumbuh 17,1% dibandingkan tahun lalu, Rp 46 triliun. Adapun dana pihak ketiga valas tumbuh 32%. Kenaikan ini karena Mandiri banyak menerima dana dari eksportir.

Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan kredit valas Mandiri mengalir ke sektor yang berpendapatan valas dan mendatangkan valas seperti perusahaan minyak dan gas, manufaktur dan perkebunan. "Kami akan menjaga pertumbuhan kredit valas dikisaran 15% - 17% dan rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) di bawah 80%," ujarnya, Senin (29/7). Per Juni LDR valas Mandiri mencapai 65%.

Bank BNI mengayunkan langkah serupa. Bank berlogo angka 46 ini memilih menyalurkan kredit valas secara selektif dan meningkatkan penyaluran kredit rupiah. Per Juni 2013, porsi kredit valas BNI hanya 12% dari total kredit Rp 222,65 triliun. Porsi ini menurun dibandingkan dua tahun lalu, yakni 16%.

Direktur Keuangan BNI, Yap Tjay Soen, mengatakan kredit valas BNI diberikan ke nasabah yang memiliki track record baik dan sudah dikenal. Selain itu, penyaluran kredit valas juga dilakukan cabang luar negeri. "Soal likuiditas valas kami tidak masalah. Kami pernah sudah menerbitka obligasi valas dan dananya digunakan cabang di luar negeri," ujarnya.

Yap menambahkan, demi  kehati-hatian, BNI berusaha menjaga LDR valas di bawah 70% dan porsi sumber dana valas 15% dari total dana pihak ketiga (DPK). Per Semester I 2013, LDR valas BNI mencapai 69% atau turun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 88%. Adapun total DPK mencapai Rp 263,82 triliun atau tumbuh 8,7%.

Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia (BII), Dato Khairussaleh Ramli, mengatakan di semester II pertumbuhan kredit valas lebih tinggi  ketimbang semester I. Di semester II, perusahaan berusaha memacu produksi kembali ke tingkat normal.  "Kami siap menyalurkan kredit valas, karena LDR kami masih 30%," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×