CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.694   46,00   0,29%
  • IDX 7.312   67,81   0,94%
  • KOMPAS100 1.125   7,85   0,70%
  • LQ45 889   1,80   0,20%
  • ISSI 222   2,47   1,12%
  • IDX30 457   0,46   0,10%
  • IDXHIDIV20 553   -0,94   -0,17%
  • IDX80 129   0,53   0,41%
  • IDXV30 138   -0,62   -0,45%
  • IDXQ30 153   -0,01   -0,01%

Bank Muamalat Bersiap Listing di BEI pada November 2023


Jumat, 28 Juli 2023 / 21:24 WIB
Bank Muamalat Bersiap Listing di BEI pada November 2023
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Muamalat Jakarta,


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Bank Muamalat Tbk untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan dapat terealisasi pada November 2023 mendatang.

Hal ini disampaikan Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan untuk memenuhi aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan perusahaan terbuka untuk mencatatkan sahamnya (listing) di BEI.

Pasalnya, OJK sudah memberikan relaksasi selama 2 tahun untuk Bank Muamalat agar mencatatkan sahamnya di BEI (listing) setelah berlakunya POJK  Nomor 3/POJK.04/2021 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

Bank Muamalat sendiri sudah menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 1993, namun sahamnya belum tercatat di BEI hingga saat ini.

"Bank Muamalat sangat didukung oleh OJK. Kami juga sudah melakukan kunjungan ke BEI dan mereka sangat mendukung Bank Muamalat untuk segera melantai di bursa saham," kata Indra kepada Kontan saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Bank Muamalat Gelar Safari Haji Guna Dukung Pembinaan Ibadah Haji di Tanah Air

Berbagai persiapan dan proses terkait administrasi juga saat ini sedang dikerjakan oleh manajemen Bank Muamalat, mulai dari pengauditan, serta bekerjasama dengan Konsultan Jasa Penilai Publik (KJPP) dan konsultan hukum.

Indra sendiri mengatakan proses persiapan menuju listing tersebut memang baru dimulai tahun ini, mengingat banyak yang harus dibenahi dari internal perusahaan sendiri. Mulai dari membenahi sumber daya manusia (SDM) hingga melakukan perubahan strategi bisnisnya.

Sejak Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) masuk menjadi saham pengendali pada tahun 2021, Bank Muamalat kemudian menerima suntikan modal sebanyak Rp 3 triliun secara bertahap.

BPKH kemudian melakukan perubahan struktur manajemen direksi di Bank Muamalat dengan menunjuk Indra Falatehan sebagai Direktur Utama.

Saat ini per Juli 2023, BPKH memiliki saham 82,65% atas Bank Muamalat, saham lainnya dimiliki oleh investor seperti Andre Mirza Hartawan (5,19%). Islamic Development Bank (2,04%), dan pemegang saham lainnya (10,01%).

Indra menyampaikan, setelah nantinya melakukan listing di BEI, Bank Muamalat belum akan melakukan rights issue, namun fokus kepada penguatan bisnisnya.

Baca Juga: Bank Muamalat Luncurkan Fitur Baru, Kini Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Indomaret

"Harusnya kita listing dulu sebelum BPKH masuk, tapi ini kan BPKH dulu masuk baru Bank Muamalat lakukan listing, ya ini juga karena beberapa faktor, tapi ini menjadi kesempatan buat kita agar setelah lakukan perbaikan, maka investor akan bisa masuk lagi," kata Indra.

Indra merinci beberapa gebrakan yang akan dilakukan saat ditunjuk menjadi Direktur Utama Bank Muamalat, di antaranya melakukan perubahan strategi, bisnis refocussing, hingga lakukan penguatan SDM dan teknologi di Bank Muamalat.

"Sejak kita lakukan Bisnis Refocussing, Bank Muamalat mulai tumbuh di ritel consumer, selama ini Net Interest Margin (NIM)- nya tipis, kita harus perbaiki di ritel consumer, selama ini banyak fokus di korporasi, sekarang kita masuk di consumernya," kata Indra.

Indra juga menyampaikan saat ini Bank Muamalat tengah melakukan pilot project untuk launching produk Cicil Emas yang ditargetkan peluncurannya di kuartal empat tahun ini.

Menurut Indra segmen retali consumer cenderung memiliki margin yang tebal. Dirinya merinci komposisi pembiayaan korporasi dengan retail memiliki perbedaan yang jauh.

Tercatat total pembiayaan Bank Muamalat saat ini sekitar Rp20 triliun dimana sebanyak Rp 18 triliun adalah segmen pembiayaan korporasi, sementara itu untuk pembiayaan di segmen retailnya baru di kisaran Rp 2 triliun.

"Jadi ke depan kita akan perbanyak lagi pembiayaan di retail konsumennya. Kita targetkan pertumbuhannya akan lebih agresif di segmen ini," kata Indra.

Indra merinci untuk segmen pembiayaan Bank Muamalat ditargetkan tumbuh dan mencapai Rp 7 triliun di sepanjang  tahun 2023. Hal ini akan didorong ekspansi pembiayaan ke Aparat Sipil Negara (ASN), pembiayaan KPR Syariah hingga sektor kesehatan dan pendidikan syariah.

Baca Juga: Bank Muamalat Targetkan Transaksi Wholesale Banking Tumbuh 25%

Sementara untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga, Bank Muamalat menargetkan tumbuh 15% atau senilai Rp 50 triliun di tahun 2023, begitu juga dengan pertumbuhan Aset yang ditargetkan sebesar 15%.

Bank Muamalat juga menargetkan perolehan laba hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 100  miliar. Per Juni 2023, Laba Bank Muamalat mencapai Rp 42 miliar.

Lebih lanjut, Indra menyampaikan strategi yang dilakukan adalah dengan memperbaiki fundamental Bank Muamalat, termasuk di dalamnya menurunkan cost of fund. Tahun ini, Indra mengatakan Bank Muamalat akan fokus pada enterprise banking dan ritel banking yakni ritel consumer.

Saat ini Bank Muamalat mencatat Non-Performing Loan (NPL) berada di posisi 2,7% per Juni 2023, angka ini menurun dari sebelumnya sempat di posisi 2,8%. "Target kita kalau bisa di 2,5% akhir tahun ini," kata Indra.

Untuk mencapai target NPL tersebut, Indra mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya strategi pembiayaan, dimana pembiayaan yang lancar diharapkan dapat tumbuh dengan baik.

Di sisi lain, Bank Muamalat juga terus membersihkan aset-aset busuk dari pembiayaan yang macet. "Kalau untuk bad banking, semua kita lakukan collection untuk memperbaikinya termasuk kita lakukan lelang, mitigasi," kata Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×