kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Neo Commerce (BBYB) Revisi Target Rights Issue dari Rp 5 Triliun Jadi Rp 1,7 T


Minggu, 13 November 2022 / 15:46 WIB
Bank Neo Commerce (BBYB) Revisi Target Rights Issue dari Rp 5 Triliun Jadi Rp 1,7 T
ILUSTRASI. PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) menaikkan target rights issue.REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) termasuk dalam jajaran bank yang masih belum memiliki modal inti Rp 3 triliun per September 2022. Oleh sebab itu, bank bersandi saham BBYB ini akan menggelar rights issue. 

Sebenarnya, rencana aksi aksi penguatan modal ini telah ada sejak awal tahun, namun manajemen menunda ke kuartal ketiga atau keempat 2022. Sejak awal, BBYB berenca menarget dana segar senilai Rp 5 triliun. 

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menyatakan mempertimbangkan kondisi market dan perekonomian beberapa bulan terakhir, manajemen memutuskan untuk mengubah target perolehan dana dari perhelatan Rights Issue kami. BBYB kini hanya menargetkan bisa menghimpun dana segar sebesar Rp 1,7 triliun.

Baca Juga: Dapat Izin Rights Issue dari OJK, Bank Neo Commerce Malah Ubah Target, Ini Alasannya

“Angka ini sementara kami nilai sangat cukup untuk menjadi fuel bagi BNC  dalam mengeksekusi milestones yang sudah kami rencanakan ke depannya. Kami percaya pencapaian positif kinerja BNC di sepanjang tahun ini, menunjukkan bahwa kinerja BNC berada pada jalur yang tepat, sehingga dana yang akan didapat secara efektif dan efisien dapat mendukung kinerja usaha Perseroan yang lebih baik lagi di tahun depan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (13/11). 

Tjandra menambahkan, rights issue ini akan meningkatkan kapasitas pendanaan BNC untuk pengembangan bisnis perusahaan sehingga kinerja perusahaan pasca rights issue diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan berkelanjutan.   

“Pelaksanaan Right Issue merupakan bentuk komitmen Perseroan untuk selalu mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk dalam pemenuhan modal inti. Dan target jumlah perolehan dana Rp1,7 triliun tersebut akan digunakan Perseroan untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan Usaha Perseroan,” tutur Tjandra. 

BNC akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,61 miliar saham baru. Setiap pemegang 18 lembar saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per tanggal 22 November 2022 berhak memperoleh 5 HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). 

Satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima oleh BNC adalah sebesar Rp 1,7 triliun.   

Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Dapat Restu untuk Gelar Rights Issue

Dalam Prospektus yang diterbitkan, Pemegang Saham Utama BNC, yaitu PT Akulaku Silvrr Indonesia, PT Gozco Capital dan Rockcore Financial Technology Co.Ltd akan melaksanakan secara penuh haknya sesuai dengan porsi kepemilikannya.  

Beberapa tanggal penting dalam Right Issue BBYB antara lain, tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 November 2022, bersamaan dengan periode perdagangan HMETD yang berlangsung pada 24 - 30 November 2022. Akhir pembayaran pemesanan tambahan di 2 Desember 2022, dengan tanggal penjatahan pada 5 Desember 2022 dan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 7 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×