kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Bank Nusantara Parahyangan tahan laju bisnisnya


Rabu, 21 Januari 2015 / 19:51 WIB
Bank Nusantara Parahyangan tahan laju bisnisnya
ILUSTRASI. Masjid Agung Banten menjadi ikon sejarah di kota Serang yang letaknya berada di kawasan kota lama.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Nusantara Parahyangan (BNP) tengah berupaya menahan laju bisnisnya di tahun ini, khususnya dalam enam bulan pertama. Langkah yang dilakukan bank dengan sandi saham BBNP terkait proses konsolidasi pengawasan internal dan reprofiling atau penataan ulang kredit.

Menurut Mario Yahya, Sekretaris Perusahaan BNP, rencana bisnis yang sudah disampaikan ke pihak otoritas tersebut diharapkan bisa meningkatkan, memperbaiki, dan menyempurnakan tata kelola perusahaan BNP. "Jadi, untuk semester I tahun ini kami tidak tumbuh. Nanti untuk semester II, akan kami tentukan setelah kuartal I," terang Mario kepada KONTAN, Rabu (21/1).

Secara umum, Mario bilang, BNP lebih cenderung tidak agresif dan melakukan perubahan segmen kredit dari yang besar-besar (korporasi) ke kelas yang lebih menengah (UKM). Hal itu, lanjut dia, sejalan dengan langkah BNP untuk melakukan sebaran risiko.

Sejauh ini sebagian besar atau sekitar 50% lebih portofolio kredit BNP sudah mengalir ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM). "Mayoritas dari sektor perdagangan dan masih dominan di wilayah Jawa Barat," jelas Mario.

Selain itu, bank yang berpusat di Bandung ini belum memiliki rencana untuk meningkatkan permodalan. Apalagi, kata Mario, saat ini level rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) BNP masih berada pada kisaran 16% lebih.

Sementara, BNP masih akan mengandalkan pendanaan dari dana pihak ketiga (DPK). Saat ini, sebagian besar DPK BNP masih didominasi deposito. "Deposito masih sekitar 70%, sisanya tabungan dan giro. Tapi, kami terus upayakan pendanaan DPK ke arah yang memiliki biaya rendah," imbuh Mario.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×