Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) terus memantau secara ketat terhadap debitur yang masih mendapatkan relaksasi restrukturisasi Covid-19.
Per Juni 2022, outstanding restrukturisasi Covid-19 Bank Permata mencapai 8,7 triliun, telah menurun 26,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 11,8%.
Restrukturisasi Covid-19 tersebut sekitar 6,5% dari total portofolio kredit perseroan. Itu terdiri dari kredit segmen korporasi 64%, ritel 25% dan UMKM 11%.
Baca Juga: Penyaluran KUR Perbankan Sudah Separuh Jalan
Setiatno Budiman, Direktur Risiko Bank Permata mengatakan, dari monitoring ketat yang dilakukan perseroan, segmen kredit dalam restrukturisasi Covid-19 yang masih mengalami volatitilitas tinggi adalah UMKM. Sedangkan korporasi dan ritel sudah lumayan stabil.
"Adapun potensi kredit yang akan memburuk saat masa relaksasasi Restrukturisasi Covid-19 selesai, persentasinya sangat kecil. Hanya sekitar 10%," katanya saat publik ekspose Bank Permata secara virtual, Selasa (6/9).
Ia mengatakan, kualitas aset Bank Permata secara keseluruhan per Juni 2022 semakin membaik. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) secara gross tercatat 3,1% dari 3,3% pada periode yang sama tahun lalu.
Bank Permata telah melakukan pencadangan hingga 230% hingga Juni 2022 untuk mengantisipasi risiko kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News