Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis biaya dan komisi atau fee based income sejumlah bank besar masih tercatat turun pada tiga bulan pertama tahun ini. Namun, bank memperkirakan akan ada perbaikan sehingga sampai akhir tahun bisa tumbuh positif seiring dengan adanya pemulihan transaksi.
Salah satu sumber yang diharapkan bank menopang pertumbuhan pendapatan biaya dan komisi tahun ini adalah dari transaksi digital. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperkirakan ke depan akan lebih banyak lagi transaksi non-tunai dan tanpa kartu yang akan menjadi bagian signifikan dalam kehidupan normal baru.
Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA mengatakan, nilai transaksi mobile banking BCA pada kuartal I 2021 tercatat tumbuh sebesar 37,1% yoy dan internet banking tercatat tumbuh 24% yoy.
"Kami berharap (transaksi non tunai) tahun 2021 ini lebih membaik sehingga fee based income atau pendapatan non bunga dapat tumbuh positif seiring dengan adanya recovery transaksi," kata Vera pada Kontan.co.id, Jumat (10/6).
Baca Juga: BRI miliki 6 pipeline pembiayaan sindikasi dengan estimasi partisipasi capai Rp 5,2 T
BCA akan terus berinovasi menyiapkan berbagai inisiatif untuk mendukung kebutuhan nasabah terkini. Perseroan menawarkan beragam fitur terbaru electronic banking BCA dalam rangka mempermudah nasabah saat bertransaksi perbankan.
Pada kuartal I, BCA hanya membukukan pendapatan non bunga sebesar Rp 4,9 triliun atau turun 14,5% daro periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,7 triliun. Khusus untuk pendapatan biaya dan komisi tercatat turun 0,8% yoy menjadi 3,43 triliun.
Bank Mandiri juga optimistis fee based income tahun ini akan tumbuh. Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank Mandiri sebelumnya memandang fee based income akan tumbuh positif terutama yang bersumber dari transaksi e-channel, khususnya dari digital banking Livin by Mandiri.
"Fee based income dari Livin terus mengalami peningkatan dan di kuartal pertama sudah meningkat 42% yoy. Secara bertahap, fee based income Livin ini sudah menggantikan fee based income dari ATM. Livin ini akan jadi andalan untuk menopang fee based income Bank Mandiri ke depan," kata Sigit.
Bank Mandiri pada kuartal I-2021 mencatatkan pendapatan non bunga secara kondolidasi sebesar Rp 7,61 triliun atau turun 1,6% yoy dan secara bank only turun 16,8% yoy menjadi Rp 5,94 triliun. Khusus untuk fee based income secara bank only hanya tercatat Rp 3,56 triliun atau naik tipis sebesar 0,56% yoy dari Rp 3,54 triliun pada kuartal I 2020.
Sigit menerangkan penurunan pendapatan non bunga tersebut disebabkan belum diterimanya pendapatan dividen dari anak usaha tahun 2021 ini dan penurunan pendapatan dari keuntungan transaksi forex. Perseroan belum membukukan dividen Rp 700 miliar dari anak usaha pada kuartal I dan baru akan dibukukan pada kuartal II.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih mencatatkan total pendapatan non bunga tumbuh 4,6% yoy pada kuartal I 2021 menjadi Rp 8,25 triliun. Namun, pendapatan fee dan komisi bank ini mengalami penurunan sebesar 4,7% yoy dari Rp 4,1 triliun menjadi Rp 3,9 triliun.
Baca Juga: BSI gandeng BPRS untuk kembangkan ekosistem digital syariah
Berdasarkan materi presentasi laporan keuangan kuartal I 2021, BRI menorehkan pertumbuhan cukup tinggi dari recovery aset sebesar 10,4% menjadi rP 1,72 triliun, keuntungan transaksi forex meningkat signifikan dari Rp 68 miliar menjadi Rp 358 miliar dan keuntungan transaksi sekurities naik daro Rp 578 miliar menjadi Rp 1,03 triliun
Sedangkan fee based income turun karena fee dari transaksi e-channel turun 10,1% yoy menjadi Rp 1,5 triliun, biaya administrasi kredit turun 19,7% yoy jadi Rp 378 miliar, dari trade finance dan bisnis internasional turun 18,1% yoy menjadi Rp 392 miliar. Fee based income dari administrasi DPK dan terkait asuransi masih mengalami peningkatan.
Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan non bunga secara konsolidasi kuartal I 2021 sebesar 41,1% yoy menjadi Rp 3,19 triliun. Recurring fee secara bank only tumbuh 4,9% yoy menjadi Rp 2,9 triliun.
Selanjutnya: Bisnis wealth management BCA, Bank Commonwealth dan OCBC NISP makin tumbuh subur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News