kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sampoerna Meraup Laba Rp 26,6 Miliar


Minggu, 31 Juli 2022 / 13:20 WIB
Bank Sampoerna Meraup Laba Rp 26,6 Miliar
ILUSTRASI. Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) meraih kinerja positif pada separuh pertama 2022.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) meraih kinerja positif pada separuh pertama 2022. Hal ini berkat strategi perusahaan yang terus mendorong sektor UMKM berkembang di tengah pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. 

Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, pihaknya membukukan laba bersih sebesar Rp 26,6 miliar. Laba Bank Sampoerna naik 44% dari semester pertama tahun sebelumnya Rp 18,5 miliar. 

"Peningkatan laba tak lepas dari peningkatan pendapatan bunga bersih, termasuk di dalamnya penurunan beban bunga," kata Ali dalam keterangan resmi, Minggu (31/7). 

Baca Juga: GWM Sedot Likuiditas, Bank Kecil Cari Simpanan

Dengan kondisi ekonomi yang semakin membaik, kata dia, hal ini memungkinkan perusahaan untuk melepaskan dana mahal. Sehingga rasio dana murah (CASA) meningkat menjadi 26% dari 18% pada satu tahun sebelumnya.

Pengelolaan likuiditas pun lebih efisien dengan rasio pinjaman terhadap DPK sebesar 87%, dibandingkan dengan 76% pada satu tahun sebelumnya. Menurut Ali, kinerja yang dicapai berkat strategi kehati-hatian yang diterapkan Bank Sampoerna. 

Dengan pengelolaan yang baik, rasio kredit bermasalah (NPL) pada akhir Juni 2022 dijaga sebesar 2,6%, atau lebih baik dari dibandingkan rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 3,0% pada akhir Maret 2022. 

Baca Juga: Industri Multifinance Dinilai Masih Menarik di Mata Investor

Hingga Juni 2022, Bank Sampoerna membukukan beban penyisihan penurunan nilai Rp 186 miliar atau meningkat 71% dibandingkan beban yang dibukukan pada periode yang sama tahun 2021. Dengan demikian, perusahaan memiliki fundamental kualitas kredit yang lebih baik dengan rasio penyisihan piutang tak tertagih terhadap total piutang tak tertagih (rasio CKPN terhadap NPL) mencapai 140%. 

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menyampaikan bahwa kolaborasi merupakan kunci untuk mendukung UMKM yang berjumlah puluhan juta, memiliki ragam karakteristik dan tersebar luas secara geografis. 

“Dengan kolaborasi, kami jadi punya sahabat yang memberikan dukungan sumber daya dan moril yang lebih banyak untuk terus membantu UMKM tumbuh dan berkembang,” terangnya. 

Baca Juga: Terus Bertambah, Simak Daftar 52 Peserta BI Fast Hingga Juni 2022

Komitmen ini sejalan dengan agenda pemerintah yang terus memacu pertumbuhan UMKM melalui kemudahan pelaku UMKM mendapatkan akses permodalan dan perluasan pasar. Untuk lebih memaksimalkan UMKM, Bank Sampoerna berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan fintech.  

Hingga saat ini, beberapa perusahaan P2P lending yang bekerja sama dengan Bank Sampoerna, di antaranya Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, dan Akulaku. Sementara perusahaan fintech payment gateway (gerbang pembayaran), yang telah bekerja sama adalah Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra. 

“Per akhir Juni 2022, pembiayaan yang diberikan Bank Sampoerna pada perusahaan P2P telah naik lebih dari dua kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya," lanjutnya. 

Selain memberikan pembiayaan dan layanan langsung ke UMKM, Bank Sampoerna juga memberikan pembiayaan secara tidak langsung ke UMKM dengan membuka pintu lebar-lebar kerja sama dengan perusahaan fintech yang memiliki kesamaan visi dan komitmen terhadap UMKM.

Baca Juga: GWM Naik, Perbankan Perkuat Likuiditas

“Pinjaman yang disalurkan (disbursement) sepanjang paruh pertama tahun 2022 sendiri mencapai hampir Rp 4 triliun, atau meningkat 30% dibandingkan pinjaman yang disalurkan pada paruh pertama tahun 2021," lanjutnya. 

Namun demikian, dengan penyaluran pinjaman yang relatif rendah di sepanjang tahun 2021 peningkatan outstanding loan per akhir Juni 2022 hanya sebesar 3,1% menjadi Rp 8,7 triliun pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sekitar 40% pinjaman diberikan secara langsung ke UMKM. 

Sejalan dengan penyaluran pinjaman, Bank Sampoerna juga terus melanjutkan transformasi digital. Pada kuartal dua tahun 2022 ini, proses pembukaan tabungan Sampoerna Mobile Saving secara daring menjadi lebih sederhana dengan pemanfaatan fitur pengenalan wajar (face recognition) dan deteksi keaslian pengguna (liveness detection). 

Selain memudahkan nasabah secara umum, fitur baru ini juga mempermudah pengusaha UMKM membuka tabungan Sampoerna Mobile Saving dan menerima pembayaran lewat QRIS dengan meng-install aplikasi Sampoerna Mobile Merchant. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×