kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank swasta incar kredit infrastruktur dan UKM


Rabu, 01 Maret 2017 / 21:22 WIB
Bank swasta incar kredit infrastruktur dan UKM


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kelompok bank swasta tak mau kalah dalam menangkap peluang penyaluran kredit infrastruktur dan usaha kecil menengah (UKM) seperti bank-bank pelat merah. Misalnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk yang mengincar pembiayaan ke infrastruktur dan PT Bank OCBC NISP Tbk yang mengincar penyaluran kredit UKM.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia mengatakan, kebutuhan investasi infrastruktur sangat besar di Indonesia namun perusahaan tidak memberikan secara spesifik target pertumbuhan di sektor infrastruktur. “Peluang partisipasi dari bank non BUMN masih cukup besar,” katanya, kepada KONTAN, Rabu (1/3).

Eri Budiono, Direktur Korporasi Bank Maybank Indonesia mengatakan, proyek infrastruktur menjadi salah satu fokus Maybank Indonesia dalam meningkatkan kredit korporasi tahun 2017. Perusahaan mengincar perusahaan besar untuk mendorong kredit korporasi. “Kami membidik pertumbuhan kredit korporasi tumbuh 20% di tahun ini,” ujarnya.

Bank milik investor Malaysia ini mencatat kredit korporasi yang masuk dalam global banking tumbuh 20,55% atau menjadi Rp 25,8 triliun per akhir Desember 2016 dibandingkan akhir 2015 senilai Rp 21,5 triliun.

Taswin menambahkan, pihaknya akan melihat peluang penyaluran kredit ke sektor lain dari usaha yang sudah dijalankan saat ini. Informasi saja, secara keseluruhan, bank milik investor Malaysia ini mengincar pertumbuhan kredit 10% dan dana pihak ketiga (DPK) 10% pada tahun ini.

Sementara, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP menuturkan, pihaknya memang tidak lagi menyasar kredit mikro, sedangkan kredit infrastruktur juga bukan bukan target utama. Sebab, kredit segmen ini membutuhkan pendanaan yang sebanding seperti dana-dana jangka panjang untuk proyek besar.

“Kami tetap fokus pada segmen ritel seperti UKM dan segmen korporasi,” ucap Parwati. Harapannya, kredit dapat tumbuh 10%-15% pada awal tahun ini. Angka tersebut sudah di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×