Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak ikut menjadi investor alias turut mendanai proyek kereta ringan alias light rail transit (LRT). KAI diusulkan menjadi operator saja.
Kabar ini membuat sejumlah bank yang sempat berminat membiayai proyek ini menjadi kebingungan. Dus, bank-bank tersebut masih akan menantikan keputusan dari pemerintah soal kelanjutan proyek LRT ini.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, sempat menyatakan siap menyalurkan kredit sindikasi khusus LRT sebanyak Rp 4 triliun. Senior Vice President (SVP) Corporate Banking BCA Yuli Melati Suryaningrum menuturkan sampai saat ini bank-bank yang ingin membiayai proyek ini masih berkomitmen sesuai dengan kesepakatan awal.
Mengenai dengan surat Menteri BUMN yang dilayangkan ke Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan, Yuli mengaku belum mendapatkan penjelasan detail terkait nasib proyek LRT.
"Sementara ini masing-masing bank masih berkomitmen sesuai kesepakatan awal, belum ada pembicaraan lebih lanjut. Kami lihat dulu dinamikanya," katanya kepada KONTAN, Minggu (26/11).
Kalaupun nanti KAI tidak diikutsertakan untuk mendanai LRT, BCA tidak keberatan jika nilai kredit dinaikkan. Alasannya, pertama, dari segi pendanaan, BCA tidak ada masalah. Kedua, proyek LRT mendapatkan jaminan dari pemerintah yang menjadikan proyek ini dikecualikan dari batas minimum pemberian kredit (BMPK).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga telah menyiapkan dana sebesar Rp 5 triliun ke proyek LRT. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, usulan penarikan KAI dari pendanaan proyek LRT itu pasti sudah melalu pertimbangan dan kajian mendalam.
Herry menilai, KAI dan PT Adhi Karya Tbk tetap akan mendukung proyek LRT tanpa harus melupakan kondisi dan kemampuan keuangan. "Karena penugasan kedua BUMN ini tidak hanya di LRT, masih banyak proyek infrastruktur lainnya. Mengenai banyaknya penugasan mereka saya juga tidak tahu persis," katanya.
Sedangkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memilih menanti keputusan pemerintah selaku penggagas proyek infrastruktur ini. Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan pihaknya siap jika diminta pemerintah membiayai proyek LRT. "Sementara belum bisa komentar, kurang lebih seperti itu (menunggu keputusan pemerintah)," kata Suprajarto.
Andai KAI tak jadi mendanai, ada potensi pembiayaan bank akan meningkat menjadi Rp 22 triliun–Rp 23 triliun. Semula, kredit dari perbankan sebesar Rp 19,1 triliun.
Adapun, beberapa bank yang sepakat menyalurkan kredit sindikasi LRT antara lain BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI dan PT CIMB Niaga Tbk bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News