Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan proyek kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jabodetabek sudah mencapai babak penyelesaian. Mengutip Bloomberg, proyek infrastruktur ini membutuhkan pendanaan mencapai Rp 26,7 triliun. Adapun, total kredit dari sektor perbankan yang dibutuhkan mencapai Rp 19,1 triliun.
Untuk memenuhi pembiayaan tersebut sejumlah bank juga telah sepakat menyalurkan kredit sindikasi LRT antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT CIMB Niaga Tbk bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Pesero) (SMI).
Salah satu banyak penyalur kredit, BCA mengatakan pihaknya siap menyalurkan sebesar Rp 4 triliun untuk proyek pembangunan transportasi umum tersebut dengan catatan pemerintah memberikan jaminan atas kredit tersebut.
"Kami ikut sindikasi proyek LRT juga Rp 4 triliun, bersama dengan Mandiri dan lain-lain. Total pembiayaannya sekitar Rp 19 triliun," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (7/11).
Sementara itu, Senior Executive Vice President Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar dalam pesan singkatnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/11) menyebutkan pihaknya siap untuk menyalurkan kredit sindikasi LRT sebesar Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun yang direncanakan diteken pada bulan Desember 2017 mendatang.
Selain itu, Direktur Utama BRI Suprajarto menyebut meski belum dapat mereinci total dana yang akan digelontorkan, bank nomor wahid di Indonesia ini menyatakan siap menyalurkan dengan besaran tidak jauh berbeda dengan bank anggota sindikasi lainnya.
"Kami masih lakukan kajian, tapi kurang lebih sama dengan komitmen bank lain," ujar Suprajarto.
Sebagai gambaran informasi, total biaya yang dibutuhkan untuk membangun prasarana LRT Jabodettabek antara lain mencapai Rp 21,7 truliun ditambah sarana Rp 5 triliun sehingga total pendanaannya adalah Rp 26,7 triliun.
Berlaku sebagai debitur dalam hal ini yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI). Selain menggunakan dana dari perbankan sebesar Rp 19,1 triliun.
Pemerintah juga akan menutupi kebutuhan sisa dana lewat Penanaman Modal Negara (PMN), masing-masing kepada KAI sebesar Rp 7,6 triliun dan Adhi Karya sebesar Rp 1,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News