Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tahun ini, Bank Victoria International berharap bisa meningkatkan porsi bisnis ritel, khususnya consumer ritel. Apalagi, bank dengan sandi saham BVIC melihat, potensi bisnis ritel masih terbuka lebar terutama di daerah-daerah luar Jakarta.
Salah satu bisnis yang diincar Bank Victoria adalah kredit properti. "Saat ini, hampir 90% portofolio kredit konsumer kami mengalir ke KPR," terang Anthony Soewandy, Deputy CEO Bank Victoria, Selasa (27/1).
Sejauh ini, KPR Bank Victoria mengarah ke segmen menengah ke atas yang berada di daerah. Anthony menuturkan, rata-rata pengajuan KPR di Bank Victoria mencapai di atas Rp 250 juta, baik untuk rumah real estate maupun apartemen. Hingga Desember, outstanding kredit properti Bank Victoria nyaris mencapai Rp 1 triliun.
Secara keseluruhan, kredit konsumer masih berkontribusi sekitar 9% terhadap total kredit Bank Victoria. "Tahun ini, kami harapkan bisa jadi tumbuh dua kali lipat dari porsi di tahun lalu," terang Anthony.
Untuk menggenjot kredit properti, Bank Victoria memiliki program bunga fix 9,99%. Selain itu, Anthony bilang, Bank Victoria juga rajin melakukan kerjasama dengan developer.
Sejalan dengan itu, Bank Victoria berharap pihaknya bisa menambah 100 ribu nasabah baru di tahun ini. Di akhir 2014, jumlah nasabah Bank Victoria mencapai 33 ribu.
"Jadi, sampai akhir tahun ini kami harapkan bisa jadi 133 ribu nasabah," tutur Anthony. Anthony menyebut, Bank Victoria bakal menambah sejumlah cabang di beberapa kota untuk menggaet nasabah baru. Kota-kota yang diincar Bank Victoria antara lain Manado, Medan, Semarang dan Denpasar.
Sampai akhir 2014, Bank Victoria membukukan total aset sebesar Rp 21,6 triliun dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 16,2 triliun. Di tahun ini, Bank Victoria menetapkan target pertumbuhan bisnis tidak jauh dari arahan regulator pada kisaran 16%-17%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News