kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Bank Woori Saudara Berpotensi Ceruk Pasar Dagang Indonesia-Korea Selatan


Kamis, 07 Agustus 2025 / 14:19 WIB
Bank Woori Saudara Berpotensi Ceruk Pasar Dagang Indonesia-Korea Selatan
ILUSTRASI. Bank Woori Saudara cetak pendapatan bunga bersih sebesar Rp 871,02 miliar pada semester I-2025, atau tumbuh 4,1% secara tahunan??


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus dagang Indonesia–Korea Selatan terus menguat dalam beberapa tahun terakhir. Di mana, data Kementerian Perdagangan RI mencatat nilai perdagangan kedua negara pada 2024 mencapai lebih dari US$ 20 miliar.

PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) yang dimiliki oleh investor asal Korea Selatang berpeluang masuk ke ceruk pasar ini . Pasalnya, di tengah hubungan dagang yang kian intens tersebut, dukungan jasa keuangan lintas negara diperlukan. 

Abdul Azis, analis Kiwoom Sekuritas mengungkapkan, perdagangan RI–Korsel perlu bank yang paham dua yurisdiksi sekaligus. Akses langsung ke jaringan perbankan Korea mempercepat verifikasi dokumen perdagangan dan menurunkan friksi biaya pembayaran.

"Bank dengan konektivitas jaringan seperti BWS cenderung lebih lincah pada layanan L/C dan pembiayaan ekspor–impor. Inilah keunggulannya," ujar Azis beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Laba Bersih Bank Woori Saudara Merosot 74,8% di Semester-I 2025

Mengacu pada sejumlah informasi resmi,  BWS yang merupakan anak usaha dari grup Woori Bank Korea, menyediakan layanan trade finance, penerbitan L/C, pembiayaan ekspor, impor, layanan valas dan remitansi, yang menjadi “pipa” transaksi korporasi lintas negara. 

Profil bisnis BWS juga menempatkan perbankan internasional, ekspor–impor, dan trade finance sebagai bagian dari portofolio layanan, sejalan dengan posisinya di dalam grup Woori Bank.

Di sisi lain, perusahaan Korea yang aktif berbisnis di Indonesia seperti Hyundai Motor, Samsung Electronics, LG, POSCO International, Lotte Chemical, hingga Hankook Tire membutuhkan pembiayaan modal kerja, pengelolaan kas, dan hedging transaksi. 

“Bank yang punya line langsung ke Seoul dan unit trade services berpengalaman akan jadi partner alami bagi korporasi Korea di Indonesia,” ujar Azis.

Momentum ini juga ditopang kerangka IK-CEPA (Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang berlaku sejak 2023, membuka akses pasar lebih luas dan meringankan tarif untuk ribuan pos tarif.

Bank dengan keunggulan cross-border dinilai berada di posisi yang tepat untuk memonetisasi arus perdagangan baru lewat fee trade services dan cash management.

Secara operasional, Bank Woori Saudara membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 871,02 miliar pada Semester I-2025, atau tumbuh 4,1% secara year on year.

Pencapaian itu ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 4,86%. Net interest margin (NIM) Bank Woori Saudara pada semester I-2025 naik menjadi 3,29%.

Hal ini masih ditambah pendapatan non-bunga sebesar Rp 111,9 miliar. Itu berasal dari fee-based income, transaksi spot dan derivatif, serta pendapatan lainnya.

Baca Juga: Laba Bank Woori Saudara Tembus Rp 82,66 Miliar pada Semester I-2025, Ini Penopangnya

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit dari bank dengan kode emiten SDRA kepada pihak ketiga mencapai Rp 46,88 triliun atau relatif stagnan. Adapun dana pihak ketiga (DPK) SDRA sebesar Rp 26,83 triliun.

Meski mengalami penyesuaian, ketersediaan likuiditas tetap aman berkat dukungan dari induk usaha yang menjadi keunggulan khas Bank Woori Saudara.

Azis menilai peluang utama BWS berada pada monetisasi arus dagang RI–Korsel melalui fee-based trade finance dan cash management, area yang relatif bebas risiko kredit langsung dibanding penyaluran kredit. 

“Ketika margin bunga tertekan dan DPK menyusut, bank biasanya mengandalkan trade services untuk menjaga non-interest income. Kuncinya bukan agresif, tapi turnaround time cepat, pricing kompetitif, dan risk control dokumen yang ketat,” kata Azis

Jika IK-CEPA mendorong volume ekspor–impor tambahan, bank yang mampu menyederhanakan proses L/C, mempercepat settlement, dan menawarkan hedging berpeluang menangkap fee baru tanpa memperbesar risiko kredit. 

"Dalam kerangka itu, BWS berada di posisi yang relevan. Dengan catatan, PR efisiensi dan perbaikan pendanaan perlu dikerjakan tuntas agar manfaat bisnis perdagangannya menetes ke laba bersih," ujarnya.


 

Selanjutnya: Setelah Rugi Tahun Lalu, SoftBank Kantongi Laba Rp 46,8 Triliun di Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Benarkah Minum Kopi di Pagi Hari Bisa Bikin Umur Panjang? Ini Kata Ahli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×