Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada beberapa hari terakhir ini melemah. Pelemahan nilai tukar ini tak hanya dialami oleh rupiah, tapi juga beberapa mata uang utama di dunia.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia bilang pelemahan rupiah ini disebabkan karena meningkatnya yield US treasury mendekati level psikologis 3%.
"Serta munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari tiga kali sepanjang 2018," kata Agus dalam keterangan tertulis, Selasa (24/4).
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini (24/4) kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat di pasar spot tercatat sampai Rp 13.886 per dollar Amerika Serikat (AS). Angka ini menguat tipis ketimbang penutupan kemarin pada Rp 13.975 per dollar AS.
Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA bilang, risiko pelemahan kurs rupiah ini terganrung dari struktur kredit dalam valuta asing masing-masing bank. "Selama debitur memiliki pendapatan dalam valutas asing, tentu akan tetap memiliki kemampuan bayar yang baik," kata Jan kepada kontan.co.id, Selasa (24/4).
Saat ini menurut Jan Hendra, posisi kredit valas di BCA hanya sekitar 6% dari total kredit. Debitur yang mempunyai eksposure di valas ini juga memiliki pendapatan dalam valuta asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News