Reporter: Irma Yani | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (Batavia Finance) makin optimistis dapat memenuhi target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 555 miliar tahun ini. Pasalnya, sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk menyalurkan pembiayaan telah terpenuhi hingga kuartal III-2010.
Direktur Batavia Finance Indah Mulyawan mengungkapkan, pihaknya telah mendapatkan pendanaan hingga Rp 400 miliar. "Pendanaan ini cukup sampai kuartal III 2010," katanya.
Menurut Indah, sumber pendanaan berasal dari beberapa bank. Di antaranya dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), PT Bank Permata Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan PT Bank Mega Tbk.
Urusan pendanaan kuartal III kelar, Batavia Finance kini melakukan penjajakan kembali dengan beberapa bank untuk mencari kekurangan pendanaan. Indah bilang, pihaknya harus mencari kekurangan dana sekitar Rp 200 miliar hingga akhir tahun.
Meski begitu, Indah berharap, pihaknya bisa mendapatkan pinjaman pendanaan hingga kuartal I 2011. Ini artinya, "Kami harus mencari sekitar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar lagi," tandas Indah.
Indah menambahkan, saat ini sekitar 90% dari total pendanaan Batavia Finance berasal dari joint financing. Saat ini pun, pihaknya pun tengah menjajaki joint financing dengan PT Bank Mandiri Tbk. dan PT Bank Bukopin Tbk. "Saat ini masih proses, makanya saya tidak berani menyebutkan detilnya karena masih belum tahu berapa nilainya," kata Indah.
Untuk kinerja Batavia Finance sendiri, hingga kuartal I 2010, Batavia berhasil mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 123,706 miliar. Perolehan tersebut lebih besar dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 70,67 miliar. Adapun untuk total unitnya juga naik, dari 711 unit di Maret 2009, menjadi 1.538 unit di Maret 2010.
"Angka ini sudah meningkat 100% lebih, makanya kami optimistis bisa mencapai target penyaluran Rp 555 miliar tahun ini," jelas Direktur Pemasaran dan Operasional Batavia Finance Markus Dinarto Pranoto.
Untuk kewajiban, tahun lalu Batavia Finance mencatatkan jumlah kewajiban sebesar Rp 104,3 miliar. Angka ini turun 22,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 133,8 miliar. Penurunan terutama disebabkan oleh turunnya penggunaan pinjaman bank, dari Rp 129,4 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 99,5 miliar di tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News