Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan terus mengalami peningkatan hingga bulan Mei, salah satunya di segmen Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa KPR secara nasional telah tumbuh 10% hingga April 2021.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) jadi salah satu bank yang menorehkan pertumbuhan KPR cukup menggembirakan. Haryanto T. Budiman Direktur Consumer Finance and Wealth BCA mengatakan, outstanding KPR bank swasta terbesar di Tanah Air itu sudah tumbuh di atas 8% hingga Mei 2022.
"Pertumbuhan yang baik ini telah membawa KPR BCA mencapai angka portofolio sebesar Rp 100 triliun di bulan April 2022," katanya pada Kontan.co.id, Minggu (5/6).
Sepanjang lima bulan pertama tahun ini, lanjut Haryanto, BCA sudah menyalurkan KPR baru lebih dari Rp 13 triliun. Angka itu melesat jauh dari capaian di hingga Maret. Dalam tiga bulan pertama, pencairan KPR baru di BCA tercatat baru Rp 7,2 triliun.
Baca Juga: Transaksi Pembayaran QRIS BCA Semakin Diterima Nasabah
Pada kuartal I 2022, KPR BCA telah tumbuh 9,8% year on year (yoy) menjadi Rp 98,22 triliun. Dengan pencairan KPR baru yang melesat dari periode Maret, maka pertumbuhan KPR BCA hingga Mei kemungkinan besar jauh lebih tinggi dari growth di triwulan pertama.
Haryanto bilang, pertumbuhan KPR BCA tentunya tidak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang semakin membaik dan diikuti dengan kondisi pulihnya perekonomian nasional.
Selain itu, pertumbuhan ini juga didukung berbagai kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah untuk mendorong sektor properti.
Seperti kita ketahui Pemerintah tetap mempertahankan suku bunga acuan kredit yang rendah dimana BI 7 Days Repo Rate dijaga diangka 3,50%, melanjutkan relaksasi pajak properti hingga JUni 2022, serta mempertahankan pelonggaran LTV dan pencairan termin bertahap untuk rumah indent.
Kebijakan BI mempertahankan suku bunga rendah membuat BCA dapat terus memberikan bunga terbaik kepada masyarakat. Adapun rata-rata tiket size KPR yang diberikan BCA masih diatas 1 miliar satu aplikasi.
Sejauh ini, OJK masih optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan KPR di atas 8% sesuai target meskipun BI kemungkinan akan mengerek suku bunga acuannya dan relaksasi diskon PPN properti sebesar 50% akan dicabut.
"Optimisme kami tentunya didasarkan dengan banyak faktor, seperti likuiditas BCA yang masih baik dan ratio CASA yang tinggi. Itu memungkinkan kami masih dapat mempertahankan persaingan suku bunga di pasar," kata Haryanto.
Baca Juga: Daftar Limit Transfer BCA dari Setiap Jenis Kartu ATM dan Transaksi
Kemudian, jaringan BCA yang kuat serta potensi pasar dari nasabah BCA sangat besar serta hubungan baik dengan rekanan seperti Developer dan Broker Properti juga mendorong optimisme BCA mencapai pertumbuhan solid penyaluran KPR.
Haryanto menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan penetrasi ke segmen pasar yang relatif belum tergarap. Melalui pengembangan aplikasi e-form dalam website BCA, perseroan berharap dapat menjangkau nasabah yang selama ini belum tersentuh di cabang.
"Penetrasi ke segmen millennial juga kami lakukan dengan mengembangkan suku bunga kami, seperti fix panjang 8 tahun dan 10 tahun yang berlaku mulai Mei 2022, dan KPR suku bunga fix berjenjang yang kami luncurkan mulai Juni 2022," pungkas Haryanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
