kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Beban multifinance membengkak


Senin, 26 Oktober 2015 / 15:49 WIB
Beban multifinance membengkak


Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Beban multifinance kian membengkak. Hingga Agustus 2015, beban multifinance mencapai Rp 47,44 triliun atau naik 14% jika dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini dikhawatirkan akan membuat laba multifinance dapat tergerus pada akhir tahun.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat beban operasional dari sisi bunga, premi swap dan tenaga kerja berkontribusi tinggi terhadap kenaikan beban multifinance.

Tiga komponen tersebut menjadi penyumbang beban operasional multifinance. Rinciannya, beban operasional multifinance hingga Agustus mencapai Rp 45,9 triliun. Bila  dibandingkan bulan Juli terjadi kenaikan 12,5%.

Beban operasional yang ditanggung multifinance mengalami lompatan tinggi pada beban bunga yang Agustus mencapai Rp 15,51 triliun naik dari Rp 13,49 triliun pada bulan sebelumnya.

Begitu juga untuk pembayaran premi swap yang Agustus tercatat mencapai Rp 3,92 triliun naik 14%. Sedangkan untuk beban tenaga kerja yang dibayarkan juga naik 14% menjadi Rp 9,78 triliun.

Beban operasional yang membengkak ini akan berdampak pada perolehan laba sampai akhir tahun. Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) sebelumnya memprediksi pencapaian laba multifinance tahun ini bisa saja sama dengan pencapaian tahun lalu.

Meskipun juga tidak menutup kemungkinan pertumbuhan laba sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan. Laba multifinance dapat terangkat sejalan dengan proyek infrastruktur mulai berjalan dan mendorong konsumsi.

Apalagi dengan peluang multifinance kini dapat mengarap pembiayaan yang sifatnya konsumtif ataupun produktif seperti modal kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×