kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi bank menjaga margin di tengah tantangan pandemi corona (Covid-19)


Selasa, 30 Juni 2020 / 17:12 WIB
Begini strategi bank menjaga margin di tengah tantangan pandemi corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Aplikasi Mandiri Pinta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/6/2020.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan kian menipis sejalan dengan tekanan pandemi Covid-19. Penurunan kualitas kredit dan skema restrukturisasi yang dilakukan bank akan semakin menggerus margin. Perbankan pun sudah merevisi target NIM tahun ini untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini. Proyeksi awal tahun sudah tak lagi relevan dengan adanya pandemi.

Lalu apa strategi perbankan agar target bank agar target NIM baru tidak meleset lagi dan bisa dikejar sampai akhir tahun? PT Bank Mandiri Tbk akan fokus menjadi biaya dana sebagai salah satu strategi utama dalam menjaga pertumbuhan margin tahun ini.

Baca Juga: Khawatirkan nasib uangnya, nasabah Bank Bukopin rela bolak-balik untuk tarik dana

Semula, Bank Mandiri menargetkan NIM tahun ini sekitar 5,4%-5,6%. Namun, seiring bertambahnya tekanan yang dihadapi industri perbankan, perseroan memutuskan merevisi target jadi 4,4%-4,6%. Adapun di kuartal I, bank pelat merah ini mencatatkan NIM sebesar 5,4%.

Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, perseroan akan mempertimbangkan suku bunga acuan, kondisi likuiditas dan pemantauan suku bunga di pasar dalam menentukan cost of fund atau biaya dana

Ia bilang, dengan turunnya suku bunga acuan dan adanya penyesuaian suku bunga di pasar maka Bank Mandiri tentunya perlu melakukan penyesuaian terhadap suku bunga yang ditawarkan. "Disamping itu, Bank Mandiri juga fokus meningkatkan dana murah agar NIM tetap terjaga," kata Hery pada Kontan.co.id, Senin (29/6).

Sementara BRI di awal tahun menargetkan NIM tahun ini sekitar 6,8%-6,9%. Namun, target itu sudah dipangkas menjadi hanya sebesar 5,5% karena pandemi Covid-19 tidak hanya menekan penyaluran kredit tetapi juga telah mempengaruhi kualitas kredit perseroan. Pada kuartal I, perseroan mencatatkan NIM sebesar 5,59%, turun dari 5,6% di periode yang sama 2019.

Baca Juga: Kemenkeu terima tagihan subsidi bunga Rp 138,7 miliar dari perbankan

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, untuk menjaga target tersebut tidak meleset lagi, perseroan melakukan strategi dari dua sisi yakni dari sisi biaya dan pendapatan bunga.

Dari sisi pendapatan, BRI akan tetap fokus pada penyaluran kredit UMKM terutama kredit mikro dan menjaga berupaya menjaga kualitas kredit dengan aktif melakukan restrukturisasi bagi nasabah yang memerlukan. "Dari sisi biaya, kami semakin meningkatkan komposisi dana murah melalui optimalisasi jaringan yang dimiliki BRI serta digital initiative untuk semakin efektif menangkap potensi dana ritel yang ada," jelas Haru.

BCA sebelumnya menyebutkan akan menjaga NIM dengan fokus pada menghimpun dana murah. Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahana BCA mengatakan, NIM perseroan di kuartal I masih cenderung stabil sebesar 6,1%.

Sementara Hartati, Direktur OCBC NISP mengatakan, pihaknya akan terus berupaya menjaga kinerja positif tahun ini meskipun kondisinya sangat menantang. Namun, ia tidak menyebutkan target NIM yang akan dijaga perseroan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×