kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Belanja Pemerintah Daerah Jadi Tantangan BPD di Akhir Tahun


Rabu, 27 November 2024 / 18:54 WIB
Belanja Pemerintah Daerah Jadi Tantangan BPD di Akhir Tahun
ILUSTRASI. Belanja daerah digenjot jelang akhir tahun menjadi tantangan bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, pemerintah daerah biasanya kian masif dalam memanfaatkan anggaran yang dimiliki. Belanja daerah pun dilakukan untuk merealisasikan upaya tersebut.

Tentu, hal ini menjadi tantangan bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bagaimana tidak, anggaran-anggaran daerah tersimpan dalam bentuk simpanan di BPD.

Direktur Pemasaran PT Bank BPD DIY Agus Tri Murjanto membenarkan bahwa menjelang akhir tahun memang menjadi periode di mana serapan anggaran pemerintah daerah cenderung tinggi. Alhasil, dana simpanan yang terletak di BPD pun berpotensi turun.

"Namun, BPD DIY menerapkan prinsip follow the money yang akhirnya dana akan masuk kembali ke bank melalui akun-akun rekanan," ujar Agus, Selasa (26/11).

Baca Juga: Daya Beli Menurun, Masyarakat Kelas Menengah Bawah Pilih Simpan Dananya di Perbankan

Di sisi lain, Agus juga menyebutkan bahwa bank daerah akan mendapat dana-dana lain dari pemerintah daerah, misal dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ini sejalan dengan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK di kuartal IV-2024 yang menyebutkan bank daerah akan kelimpahan DPK di momen akhir tahun ini.

Hanya saja, Agus mengisyaratkan bahwa masuknya dana tersebut hanya sepintas saja. Sebab, itu akan langsung diserap untuk pembelanjaan di periode yang sama.

Oleh karenanya, ia bilang selama ini BPD DIY juga terus berupaya untuk mencari pendanaan tak hanha dari pemerintah daerah. Melainkan mencari dari sektor ritel maupun korporasi swasta.

Sebagai informasi, per Oktober 2024, DPK BPD DIY tercatat senilai Rp 13,97 miliar atau naik 6,07% YoY. Ini sedikit melambat dari bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 10,73% YoY.

"Kami aktif memasarkan fitur-fitur transaksi digital yang bisa menghimpun dana masyarakat dari sektor non pemerintah," tambah Agus.

Sependapat, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) Yuddy Renaldi bilang keunggulan bank daerah dalam hal likuiditas memang diuntungkan oleh dikelolanya dana dalam ekosistem keuangan daerah termasuk dana dana bantuan, BOS, dan lain sebagainya. 

Baca Juga: Jelang Batas Pemenuhan Modal, Ini Update Terkait Konsolidasi BPR

Hanya saja, ia bilang  dana-dana tersebut biasanya selesai tersalurkan sampai dengan akhir tahun, termasuk dana pemerintah daerah yang digunakan untuk belanja daerah yang realisasinya dilakukan sampai akhir tahun.

"BPD sudah terbiasa dengan siklus keuangan daerah dan sudah memiliki dana pelampung dari deposan-deposan besar termasuk dana institusi," ujar Yuddy.

Sampai dengan Oktober 2024, Yuddy bilang Bank BJB tetap mampu mencatat pertumbuhan DPK. Pada periode tersebut, DPK Bank BJB tumbuh 5.6% YoY.

"Yang terpenting penyaluran dananya optimal sehingga tidak terlalu besar dana idle-nya," ujarnya.

Selanjutnya: Pasar Menanti Arah The Fed, Cek Proyeksi IHSG Kamis (28/11)

Menarik Dibaca: Dukung Kemajuan Sektor Maritim, BKI Optimalisasi Platform MCP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×