Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah perbankan tetap menjaga efisiensi dalam menjalankan operasionalnya. Ini terlihat dari cost to income ratio (CIR) yang berada di posisi ideal dan batas wajar di paruh pertama tahun 2024.
Kontan merangkum 10 bank besar yang mampu menjaga efisiensi operasionalnya di semester I-2024. Parameternya, untuk bank yang sehat, rasio biaya terhadap pendapatan yang ideal biasanya berada di bawah 50%. Namun, rasio antara 50-60% masih dapat diterima untuk bank ritel.
Sementara untuk rasio lainnya untuk mengukur efisien adalah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang ideal berada di kisaran maksimal 96%. Namun CIR dianggap lebih akurat dalam mengukur efisiensi perbankan, karena tidak dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya biaya pencadangan
Posisi pertama bank paling efisien adalah Bank Central Asia (BCA), dimana CIR bank ini tercatat sebesar 30,70% per Juni 2024. Angka tersebut bahkan telah turun dari posisi periode tahun lalu yang sebesar 32,50% per Juni 2023.
Sejalan dengan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga ikut turun dari 43,49% menjadi 41,08% per Juni 2024.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, posisi CIR BCA relatif terjaga. Dia juga menjelaskan, penurunan CIR BCA sejalan dengan optimalisasi layanan transaksi perbankan digital dan transaksi nontunai serta berbagai upaya lainnya.
Baca Juga: Semester I-2024, Transaksi QRIS Bank Central Asia (BCA) Melesat 149%
“Kami berupaya menjaga CIR tidak terlalu berbeda dengan setahun sebelumnya. BCA senantiasa menjaga keseimbangan antara income, biaya operasional, dan kebutuhan investasi berkelanjutan,” ungkap Hera kepada Kontan, Senin (5/8).
Setelah BCA, ada Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang terlihat makin efisien dilihat pada posisi CIR yang turun dari 38,96% menjadi 37,47% per Juni 2024. Meskipun BOPO naik dari 64,21% menjadi 67,38% per Juni 2024.
Sebagai informasi, secara umum naiknya rasio BOPO disebabkan berbagai hal selain dana pencadangan yang naik, juga disebabkan oleh naiknya beban bunga hingga biaya promosi.
Beban bunga yang ditanggung BRI secara bank only, naik dari Rp 17,40 triliun menjadi Rp 25,94 triliun pada semester I-2024. Biaya promosi BRI secara bank only juga naik dari Rp 857,58 miliar menjadi Rp 948,45 miliar pada semester I-2024.
Baca Juga: Berkat BRILink dan BRImo, DPK BRI Tumbuh 11,61% di Semeter I 2024
Di sisi lain, selain BCA dan BRI, semua mencatatkan kenaikan CIR dan BOPO di semester I-2024, meskipun angkanya masih dalam posisi ideal dan sehat.
Ada pula Bank Mandiri yang tercatat mengalami kenaikan CIR dari 36,90% menjadi 37,50% per Juni 2024. Rasio BOPO juga naik ke level 55,88% per Juni 2024, dari sebelumnya 54,09%.
Sementara itu ada Bank CIMB Niaga yang mencatatkan CIR terjaga di kisaran 43,92% per Juni 2024, meskipun naik tipis dari 43,29%.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, rasio CIR yang sehat disebabkan oleh peningkatan penggunaan digitalisasi di bank. Maklum aja, ongkos transaksi digital jauh lebih murah.
Sejauh ini Bank CIMB Niaga berdasarkan laporannya mencatat, mayoritas transaksi didominasi oleh digital banking, yakni sebesar 90% dari total transaksi di bank.
“Kami akan jaga CIR di level 45% hingga akhir tahun 2024,” ungkap Lani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News