Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) telah membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp 50 miliar pada semester I-2024. Pencapaian tersebut meningkat 23% dari periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank, Jago Arief Harris Tandjung mengungkapkan model bisnis yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi kunci keberhasilan Bank Jago dalam pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.
Melalui kolaborasi dengan berbagai mitra seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, Bank Jago berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 15,7 triliun per akhir Juni 2024 atau tumbuh 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,2 triliun.
Baca Juga: IHSG Melemah Pada Perdagangan Kamis (25/7) Pagi, UNVR, AMRT, ARTO Top Losers LQ45
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong aset Bank Jago menjadi Rp 24,2 triliun per semester I-2024 atau tumbuh 29% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,9 triliun.
Di periode yang sama, Bank Jago berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 14,8 triliun sampai atau tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp 9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sedangkan sisanya 39% atau Rp 5,7 triliun merupakan term deposit (TD).
Hal tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan pengguna aplikasi Bank Jago. Sampai dengan Juli 2024, nasabah funding melalui Aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta. Jika dihitung termasuk nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.
Mitra ekosistem strategis, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago.
Baca Juga: Cek Bunga Tabungan Bank Jago Terkini
“Ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding aplikasi Jago yang sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem,” ujar Arief.
Sebagai bank yang menggabungkan cara-cara digital dengan strategi bisnis dan fundamental yang kuat, ia bilang pihaknya terus menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dengan tetap mempertahankan kualitas yang baik.
Ia bilang penyaluran kredit dilakukan secara berkualitas dan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,4%.
“Ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia melihat Bank Jago masih memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang memadai mencapai 50%. Ini menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis.
Ke depan, Arief memastikan Bank Jago tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Ia percaya kombinasi kedua hal tersebut dengan manajemen risiko dan tata kelola yang baik, merupakan landasan yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News