Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan financial technology (fintech) semakin marak di Indonesia. Kehadiran fintech meramaikan persaingan agen laku pandai perbankan yang membidik masyarakat belum diakses oleh perbankan.
Meski demikian, laku pandai perbankan masih mampu tumbuh, menghimpun dana pihak ketiga, dan mendulang pendapatan berbasis komisi bagi bank. General Manager Divisi Elektronik Perbankan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anang Fauzi menyatakan dana kelolaan laku pandai BNI yakni Agen46 sudah mencapai Rp 1,2 triliun pada Desember 2018.
"Dana keloaan ini adalah dana yang mengendap di rekening tabungan di Agen46 yang terdiri dari tabungan pandai yang ada di masyarakat. Rekening Agen46 ini juga digunakan para agen untuk bertransaksi,"ujar Anang kepada Kontan.co.id, Selasa (15/1).
Sementara, volume transaksi hingga Desember 2018 di agen laku pandai BNI sebesar Rp 99 triliun. Sedangkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang diperoleh dari AgenBNI naik signifikan yakni 148% secara tahunan dari Rp 38,9 miliar menjadi Rp 57,6 miliar.
"Jumlah agen46 pada 2017 sebanyak 69.000 menjadi 122.000 orang di 2018. Targetnya akuisisi agen tidak agresif, paling menjadi 160.000 orang. Ke depan, strategi Agen46 lebih untuk peningkatan produktifitas agar lebih fokus," jelas Anang.
Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tercatat sudah memiliki agen laku pandai sebanyak 401.550 agen BRILink pada 2018. Padahal pada akhir Desember 2017 hanya 279.750 orang.
Sekretaris Bank BRI Bambang Tribaroto mengungkapkan mengatakan, dalam satu tahun terdapat penambahan sebanyak 121.800 orang agen, atau per hari BRI menerima 334 agen BRILink baru.
Bambang menyatakan, terdapat 378,7 juta transaksi lewat BRILink atau tumbuh 87,47% yoy dibandingkan dengan 2017. Sedangkan total volume transaksi naik 72,04% yoy menjadi Rp 512,7 triliun pada 2018. Padahal pada 2017, volume transaksi agen BRILink baru Rp 298 triliun.
"Fitur transfer masih menjadi penyumbang terbesar transaksi di agen BRILink. Diikuti oleh transaksi setoran tunai simpanan, tarik tunai simpanan, pembelian token PLN, setoran pinjaman dan pembelian pulsa. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbiasa dan nyaman bertransaksi melalui Agen BRILink,” ujar Bambang.
Kinerja laku pandai bank BRI memberikan kontribusi pada dana murah (CASA) sebanyak Rp 5 triliun. Selain itu juga menghasilkan fee based income sebesar Rp 448,8 miliar. BRI pun membidik peningkatan kinerja keagenan di tahun 2019.
“Untuk terus menjadi yang terdepan dalam mendorong inklusi dan literasi keuangan di Indonesia, tahun ini BRI akan semakin fokus mengembangkan bisnis keagenan karena potensinya sendiri masih sangat tinggi,” tutur Bambang.
Strategi Bank BRI meningkatkan kinerja bisnis keagenan di tahun 2019 diantaranya dengan memperluas layanan BRILink di desa, meningkatkan penyaluran program pemerintah, peningkatan kualitas IT serta mengintensifikasi sosialisasi dan pelatihan kepada para agen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News