Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah agresif menerbitkan surat utang negara (SUN) ritel. Sejak awal tahun pemerintah sudah menerbitkkan lima produk. Yang terbaru, sukuk tabungan seri ST002 dengan kupon minimal 8,3%. Hal ini turut meramaikan persaingan himpunan dana pihak (DPK) bank.
PT BCA Syariah hingga kuartal III-2018 menghimpun DPKRP 53 triliun, tumbuh 20,1% year on year (yoy). Sedangkan pembiayaan mencapai Rp 4,8 triliun atau tumbuh 21,1% yoy.
"Pertumbuhan DPK hingga September 2018 memang masih cukup baik. Namun kalau diperhatikan di industri semakin ketat. Hal ini karena pertumbuhan pembiayaan lebih tinggi dari DPK," ujar Direktur BCA Syariah John Kosasih kepada Kontan.co.id, Jumat (2/11).
John menambahkan, apalagi ada surat berharga dan sukuk yang terus diterbitkan. Melihat hal ini, John memprediksi akan ada tekanan di likuiditas, biaya dana atau cost of fund (CoF) dan profitabilitas.
"Saran saya sebaiknya diberlakukan limitasi maksimum rate per BUKU seperti lalu. Kami akan tetap upayakan financing to deposit ratio (FDR) BCA Syariah di sekitar 89%-92%," tambah John.
Meski pertumbuhan DPK bank masih cukup baik, John akan terus melakukan ekspansi jaringan kantor sehingga lebih banyak menjangkau masyarakat.
Harapannya target DPK hingga akhir tahun dapat tumbuh 14%-18% dengan rasio dana murah antara 14%-20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News