Reporter: Issa Almawadi |
JAKARTA. BFI Finance kembali mengandalkan sumber pendanaan melalui perbankan. Baru saja, perusahaan multifinance yang fokus membiayai kebutuhan alat berat tersebut, mendapatkan pinjaman sindikasi senilai US$ 80 juta.
BFI mendapat pinjaman bertajuk secured syndicated term loan facility agreement ini dari beberapa bank. "Standard Chartered Bank cabang Jakarta dan Hong Kong bertindak sebagai mandated lead arranger sekaligus agen jaminan dan agen fasilitas," ucap Cornellius Henry, Sekretaris Perusahaan BFI Finance, dalam keterangannya, Kamis (11/7).
BFI akan menggunakan pinjaman bertenor tiga tahun ini untuk modal kerja pembiayaan. Cornellius pernah mengatakan, target pembiayaan BFI sepanjang tahun ini mencapai Rp 8,5 triliun. "Dari target itu, sekitar Rp 5 triliun dari pinjaman bank," katanya.
Selain dari bank, BFI juga berencana meningkatkan pendanaan melalui pasar modal. Tahun lalu, pendanaan BFI dari pasar modal baru 20% dan ingin ditingkatkan menjadi 30% di tahun ini.
Menurut Cornellius, pilihan pendanaan dari pasar modal demi memberi bunga murah. "Kami pertimbangkan tahun ini untuk menerbitkan obligasi," ujar dia. Sebelumnya, manajemen pernah mengatakan, akan menerbitkan obligasi pada semester II tahun ini.
Pencarian sumber pendanaan baik dari bank maupun pasar modal oleh BFI sudah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dalam rapat itu, pemegang saham menyetujui BFI mengalihkan kekayaan dan atau menjadikan jaminan utang yang merupakan lebih dari 59% jumlah kekayaan bersih dalam rangka penerbitan obligasi, kerjasama pembiayaan dengan bank, sekuritisasi, dan mendapatkan pinjaman dari berbagai sumber pendnaan dalam kegiatan usaha.
Di tahun ini, BFI Finance juga mulai memperbesar pembiayaan ke sektor konsumsi, lantaran permintaan alat berat tertekan oleh penurunan harga komoditas. Perusahaan mulai menggenjot pembiayaan ke sektor alat mesin, seperti mesin cetak, mesin bubur kertas dan mesin elektronik. Hinggal Juni lalu, pembiayaan sektor ini sudah terealisasi 50% dibandingkan pencapaian tahun lalu, Rp 1,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News