Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih mengkaji harga yang tepat untuk interoperabilitas debit/ATM sebagai wujud National Payment Gateway (NPG). Onny Widjanarko, Kepala Pusat Bagian Transformasi BI mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan harga interoperabilitas debit/ATM untuk proses uji coba atau pilot project dan harga untuk go live.
“Ada harga intern yang digunakan untuk uji coba pada April 2017 dan ada harga tetap pada Juli 2017,” kata Onny, kepada KONTAN di akhir pekan.
Saat ini, bank sentral masih membahas rasio tarif atau merchant discount rate (MDR), di mana kepastian harga MDR pada kartu debit akan meluncur di Juli 2017.
Lanjutnya, seluruh bank yang turut dalam interoperabilitas debit/ATM dan routing domestik akan mengikuti harga yang ditetapkan oleh BI. Kemudian, besaran tarif dan waktu pelaksanaannya pada saat t interoperabilitas debit/ATM di Juli nanti. “Angkanya masih dihitung yang tetap bagi industri dan tidak membebankan nasabah,” ucapnya.
Sebelumnya, dari industri perbankan mengusulkan ada dua harga. Santoso Liem, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, ada wacana yang muncul untuk penentuan dua harga pada integrasi ATM. Yaitu harga untuk on us transaction atau mesin dan kartu pada bank yang sama, dan harga untuk off us transaction atau mesin dan kartu pada bank yang berbeda.
Saat ini, transaksi on us transaction dan off us transaction berbeda-beda antara 1,5%-1,7% per transaksi. Di BCA tidak ada harga alias gratis untuk on us transaction karena kartu debit/ATM BCA mayoritas adalah private label. Sedangkan off us transaction nasabah dikenakan biaya sekitar 1,5% per transaksi di mesin EDC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News