kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Juli, BI tentukan tarif interoperabilitas ATM


Jumat, 03 Maret 2017 / 15:20 WIB
Juli, BI tentukan tarif interoperabilitas ATM


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mematangkan detail pelaksanaan gerbang pembayaran atau National Payment Gateway (NPG). Direktur Pusat Transformasi BI Onny Widjanarko mengatakan, pihaknya sedang mengkaji penentuan harga untuk interoperabilitas ATM sambil menanti usulan dari group working yang terdiri enam bank dan tiga switching.

“BI akan memutuskan harga interoperabilitas electronic data capture (ATM) pada Juli 2017,” kata Onny, Kamis (3/3).

Misalnya, saat ini, setiap transaksi pada mesih EDC dengan mesin yang berbeda akan terkena biaya 1,6%-2,2% per transaksi. Ke depan, biaya transaksi akan lebih murah dan lebih logis untuk nasabah.

BI juga mempelajari dari berbagai negara dalam penentuan harga interoperabilitas ATM dan mencari harga yang pantas untuk bisnis di Indonesia. Onny menyampaikan, keputusan harga interoperabilitas ATM ini ini akan memberikan untung bagi nasabah, namun tidak memberikan kebuntungan bagi perusahaan.

Nah, sebelum memutuskan harga interoperabilitas ATM, BI akan melakukan uji coca (pilot project) interoperabilitas ATM pada enam bank dan tiga swicthing. Tujuannya, agar transaksi pembayaran melalui berbagai mesin EDC dan jaringan ATM ini aman dengan instrumen, mesin EDC, penyelenggara switching, dan operasional yang sudah siap.

Sebelumnya, integrasi jaringan perbankan dengan penyelanggara switching akan segera terwujud. Anthoni Morris, Direktur Bisnis PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) mengatakan, proses implementasi integrasi antar switching domestik dan pelaksanaan interoperabilitas ATM dan debit sedang dibahas.

Pada 31 Maret 2017, proses integrasi ini akan siap untuk enam bank dengan tiga penyelanggara switching. Sebut saja, bank-bank tersebut adalah BRI, Bank Mandiri, BNI, BCA, Bank Mega dan Bank DKI Jakarta yang bertindak sebagai acquirer. Serta tiga switching adalah Artajasa Pembayaran Elektronis, Alto Network, dan Rintis Sejahtera.

Hermawan Tjandra EVP Marketing PT Rintis Sejahtera menambahkan, jika tidak ada aral melintang pada bulan April 2017 pelaksanaan interoperabilitas ATM dan debit sudah berjalan. Nantinya, enam bank tersebut dapat saling memanfaatkan mesin EDC dan jaringan ATM dari tiga penyelenggara swicthing untuk proses transaksi di kartu debit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×