kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Kerek Bunga Acuan Jadi 5,25%, Bank Mandiri: Sudah Diantisipasi Industri Perbankan


Kamis, 17 November 2022 / 22:07 WIB
BI Kerek Bunga Acuan Jadi 5,25%, Bank Mandiri: Sudah Diantisipasi Industri Perbankan
ILUSTRASI. Mandiri Festival Properti Indonesia di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mengendalikan inflasi inti, Bank Indonesia (BI) kembali menaikan BI-7DRR sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada November 2022. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan secara umum kenaikan ini telah diantisipasi oleh industri termasuk perbankan.

“Keputusan tersebut merupakan langkah lanjutan front loaded, preemptive dan forward looking Bank Indonesia (BI) guna memastikan inflasi inti dan memperkuat stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Kenaikan ini juga telah sejalan dengan proyeksi Bank Mandiri,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Kamis (17/11).

Dalam merespon kebijakan tersebut, Rudi menyatakan Bank Mandiri telah dan akan secara bertahap dan terukur melakukan kajian penyesuaian suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar. Juga struktur biaya dana, kondisi pasar serta dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Kembali Naik, Ini Efek ke Sektor Bank dan Properti

“Secara umum diproyeksikan bank-bank akan secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit. Dalam hal ini, SBDK Bank Mandiri akan akan mengikuti kondisi pasar dengan memperhatikan tingkat suku bunga acuan,” tambah Rudi.

Bank Mandiri juga akan mempertimbangkan kondisi likuiditas bank dan tingkat kompetisi dengan bank lain. Selama tahun 2022 SBDK Bank Mandiri cukup kompetitif jika dibandingkan dengan Bank Himbara.

“Bank Mandiri tetap berupaya menjaga tingkat biaya bunga yang optimal sebagai upaya untuk mendukung kestabilan tingkat suku bunga kredit yang disalurkan ke masyarakat dan menjaga pertumbuhan kredit serta profitabilitas ke depan,” tuturnya.

Sementara itu dari sisi likuiditas, Rudi bilang Bank Mandiri tetap fokus pada peningkatan dana murah (CASA) untuk menjaga biaya dana tetap berada di level yang rendah.  Ini dilakukan dalam menjaga kebutuhan pendanaan terjaga optimal.

Baca Juga: Suku Bunga Naik Lagi, Ekonom Soroti Dampaknya terhadap Perlambatan Ekonomi

Adapun, untuk menjaga pertumbuhan CASA, Bank Mandiri terus mengembangkan layanan digital Livin’ by Mandiri. Digital banking ini dapat menghadirkan solusi kebutuhan transaksi dan gaya hidup nasabah secara menyeluruh.

“Keunggulan Livin’ by Mandiri terlihat dari jumlah download aplikasi yang mencapai lebih dari 18 juta kali dan kemampuan melayani 1.381 juta transaksi dalam sembilan bulan pertama tahun ini dengan nilai transaksi menembus Rp1.716 triliun, atau tumbuh sekitar 50% year on year (YoY),” tambahnya.

Sebagai informasi, sampai dengan kuartal III 2022 kondisi keuangan Bank Mandiri masih dalam level yang optimal dan terjaga membaik. Tercatat posisi cost of fund (CoF) Bank Mandiri berada di level 1,35% yang ditopang oleh kenaikan pertumbuhan dana murah tabungan dan giro yang tumbuh masing-masing 15,1% dan 8,5% secara YoY per Kuartal III 2022. Dengan posisi rasio CASA terjaga di level yang baik sebesar 73,3% pada periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×