Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tren penurunan bunga kredit masih akan berlanjut di tahun 2017 meskipun perbankan dihantui kenaikan bunga acuan The Federal Reverse dan pengetatan likuiditas. Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI mengatakan, masih ada ruang untuk penurunan bunga kredit.
“BI mencatat bunga kredit telah turun 70 basis point (bps) di tahun 2016,” katanya Jumat (13/1). Itu berarti, penurunan bunga kredit masih lebih rendah ketimbang pemangkasan bunga deposito perbankan yang mencapai 150 bps di tahun lalu.
Bunga kredit yang turun paling tinggi adalah bunga kredit modal kerja yang turun mencapai 100 bps. Sedangkan bunga kredit di kredit investasi turun lambat karena memiliki jangka waktu yang panjang. Bunga kredit konsumsi juga tak turun banyak karena ada kebutuhan konsumsi.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Oktober 2016, rata-rata suku bunga kredit untuk modal kerja dalam rupiah sebesar 11,60% dan valas sebesar 3,93%. Kemudian rata-rata bunga kredit untuk investasi dalam rupiah sebesar 11,34% dan valas 5,01%. Rata-rata bunga kredit untuk konsumsi dalam rupiah sebesar 13,69% dan valas 2,95%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
