kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI menilai dana asing di SUN berkurang karena profit taking


Rabu, 22 Desember 2010 / 16:17 WIB
BI menilai dana asing di SUN berkurang karena profit taking


Reporter: Irma Yani |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatatakan, seiring meningkatnya aksi profit taking menjelang akhir tahun maka pasar saham dan Surat Utang Negara (SUN) mengalami koreksi. Namun, BI menilai, aksi profit taking tersebut masih dalam batas normal.

“Meski terdapat outflows dana asing pada SUN dan saham, investor asing masih berminat melakukan penanaman sebagaimana terindikasi pada tetap terdapatnya inflows pada SBI,” kata Kepala Biro Humas BI Difi Ahmad Johansyah, dalam penjelasan tertulisnya mengenai hasil Operasi Pasar Terbuka (OPT) Minggu ke-3 Desember, kepada KONTAN, Rabu (22/12).

Ia menuturkan, menjelang akhir tahun, ditengah terdapatnya sentimen negatif terutama dari kawasan regional, investor asing mulai melikuidasi portofolio saham dan melakukan switching sebagian likuiditas dari SUN pada SBI. Perkembangan tersebut, lanjutnya, berdampak pada total outflow penanaman asing selama sepekan sebesar Rp 3,26 triliun.

“Meningkatnya aksi profit taking di pasar saham terindikasi pada tercatatnya net jual saham asing sebesar Rp 3,15 triliun seiring meningkatnya aktifitas trading saham oleh asing dari 33,51% menjadi 44,12% dari total transaksi saham,” jelasnya.

Sementara itu, portofolio investor asing pada SUN turun sebesar Rp 854 miliar dan portofolio SBI naik sebesar Rp 737 miliar. Dengan demikian, katanya, pangsa SBI asing terhadap total outstanding SBI naik menjadi 27,48% dari 27,11%, dan pangsa SUN asing terhadap total outstanding SUN turun menjadi 30,83% dari sebelumnya 30,96%.

Ia pun mengungkapkan, perilaku profit taking juga terindikasi pada terdapatnya koreksi harga di pasar SUN yang selama pekan laporan secara rata-rata cenderung melemah 260 bps dimana minggu sebelumnya menguat 40 bps. Dengan memperhitungkan outstanding SUN yang memiliki perbankan untuk jenis trading sebesar Rp13,7 triliun, maka penurunan harga rata-rata mingguan SUN tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perbankan sebesar Rp 0,36 triliun.

“Secara kumulatif, sejak awal November 2010 harga rata-rata mingguan SUN telah turun sebesar 5,05%, sehingga menimbulkan potensi kerugian secara akumulasi bagi perbankan sebesar Rp 0,69 triliun. Meningkatnya aksi profit taking investor menjelang akhir tahun juga tercermin dari volatilitas harga yang meningkat, dimana VaR harga SUN naik dari 0,613% menjadi 0,684%,” tandasnya.

Namun, menurutnya stabilitas sistem keuangan masih relatif terjaga. Pasalnya, “Terjaganya stabilitas sistem keuangan didukung oleh peningkatan fungsi intermediasi perbankan yang turut diimbangi dengan peningkatan sumber dana yang relatif memadai,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×