Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan kredit perbankan pada tahun 2020 akan tumbuh sekitar 6%-8%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang diperkirakan sekitar 9%-11%.
"Revisi proyeksi pertumbuhan kredit ini sejalan dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam telekonferensi hasil Rapat Dewan Gubernur BI Kamis (19/3).
Baca Juga: Morgan Stanley prediksi dunia masuki resesi pada semester I 2020
Menurut Perry, pertumbuhan kredit pada Januari 2020 sekitar 6,10%, naik dari Desember 2019 yang sebesar 6,08% (year on year). "Pertumbuhan kredit masih perlu mendapat perhatian," imbuhnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) pada Januari tercatat sebesar 2,77 (gross) dan 1,08% (net).
Di sisi lain, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan pada Januari 2020 juga cukup tinggi yakni 22,74%. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) mulai tymbuh dari 6,54% pada Desember 2019 menjadi 6,80% pada Januari 2020.
"Ke depan, fungsi intermediasi akan terus didorong sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Kendati penyaluran kredit diprediksi lesu pada tahun ini, BI optimistis pada tahun depan penyaluran kredit akan kembali bangkit.
BI memperkirakan tahun depan pertumbuhan kredit akan kembali meningkat pada kisaran 9%-11% yang didorong oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi.
"Sejalan dengan itu, DPK pada 2020 dan 2021 diperkirakan tumbuh masing0masing sekitar 6% dan 8%-10%," ujar Perry.
Baca Juga: Saat kredit masih loyo, bank masih getol berburu dana anorganik
Menurutnya, BI tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait sehingga dapat tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News