kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI proyeksi kredit akhir tahun tumbuh satu digit


Kamis, 16 November 2017 / 22:18 WIB
BI proyeksi kredit akhir tahun tumbuh satu digit


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut sampai dengan September 2017 kondisi stailitas sistem keuangan tetap terjaga di tengah intermediasi perbankan yang masih belum kuat.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, terjaganya stabilitas sistem keuangan tecermin pada rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang cukup tinggi pada level 23% dan rasio likuiditas (AL/DPK) pada level 22,6% di September 2017. Pada bulan yang sama, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada pada level 2,9% gross atau 1,3% net.

Sementara itu pertumbuhan kredit pada September 2017 tercatat sebesar 7,9%, BI menyebut pertumbuhan kredit ini tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya 8,3% secara yoy.

Di sisi penghimpunan dana, bank sentral menyebut perolehan dana pihak ketiga (DPK) perbankan per September 2017 justru mengalami peningkatan. Pada September 2017 tercatat DPK naik 11,7%, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 9,6% yoy.

"Untuk keseluruhan tahun 2017, DPK diperkirakan tumbuh sekitar 10%," kata Agus dalam konferensi pers rapat dewan gubernur BI, Kamis (16/11). Melihat tren pertumbuhan kredit yang masih alot, BI pun merevisi peningkatan kredit sampai akhir tahun di batas bawah sebesar 8% yoy. Sebelumnya, BI memproyeksi kredit perbankan dapat meningkat 8% sampai 10% di tahun 2017.

Menurutnya, pertumbuhan kredit masih lemah lantaran banyak debitur korporasi yang baru menyelesaikan proses konsolidasi. Dalam hal ini, banyak korporasi yang masih mengkaji penggunaan biaya-biaya serta mengantisipasi perkembangan ekonomi.

Lebih lanjut, Agus menambahkan dengan mempertimbangkan masih rendahnya pertumbuhan kredit tersebut, Bank Indonesia Countercyclical Capital Buffer (CCB) tidak berubah yaitu 0%. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong upaya bank dalam meningkatkan fungsi intermediasi.

"Bank Indonesia bersama otoritas terkait akan terus berkoordinasi untuk memastikan stabilitas sistem keuangan dapat terjaga guna mendukung momentum pemulihan ekonomi," tambah Agus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×