Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BUMN mencatat kredit korporasi khususnya infrastruktur masih menjadi salah satu tumpuan pertumbuhan kredit perbankan kedepan. Hal ini karena masih banyaknya proyek infrastruktur baik jalan tol, jalan kereta api, pembangkit listrik, bandara dan pelabuhan yang masih dalam tahap pembangunan.
Beberapa bank BUMN optimistis pertumbuhan kredit infrastruktur masih bisa mencapai dua digit dalam beberapa tahun ke depan.
Dikdik Yustandi, SVP Corporate Banking Group Bank Mandiri bilang dalam jangka pendek pada kuartal 4 2017 nanti masih banyak beberapa proyek infrastruktur yang akan didanai.
"Salah satunya adalah sindikasi LRT Jabodetabek dan jalan layang tol cikampek," kata Dikdik ketika ditemui, Kamis (17/11).
Untuk sindikasi LRT Jabodetabek diperkirakan nilai totalnya sebesar Rp 20 triliun sampai Rp 22 triliun. Untuk proyek ini Bank Mandiri siap menyalurkan kredit antara Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun.
Menurut Dikdik, bunga kredit LRT ini sudah dibahas dan ditetapkan sebesar 8,25%. Selain LRT Bank Mandiri dalam waktu dekat akan ikut dalam sindikasi proyek jalan layang tol dengan operator Jasa Marga.
Untuk proyek jalan layang tol ini merupakan tahap dua setelah beberapa bank memberikan kredit konstruksi sebesar Rp 5,1 triliun. Dalam tahap kedua ini merupakan kredit sindikasi untuk operasional Jasa Marga dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun.
Dikdik menambahkan pada tahun depan diperkirakan kredit infrastruktur Mandiri juga didorong oleh proyek pembangunan jalan tol Transjawa dan Jawa bagian selatan. Selain itu pembangunan jalur kereta Bukit Tinggi dan Bukit Asam bisa menjadi pendorong kredit infrastruktur Bank Mandiri.
Betty Alwi, Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI juga bilang bank juga akan ikut dalam pembiayaan LRT Jabodetabek sebesar Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun.
"Selain itu kedepan diharapkan kredit infrastruktur untuk manufaktur dan properti juga bisa mendorong pertumbuhan kredit bank," kata Betty, Kamis (16/11).
Menurut Betty pada tahun depan diperkirakan kredit infrastruktur bisa lebih tinggi dibandingkan 2017. Hal ini salah satunya dari pembiayaan proyek transumatera yang belum selesai.
Terkait dengan masih banyaknya kredit infrastruktur pada tahun depan, bank juga sudah menyiapkan opsi pendanaan diluar DPK. Salah satunya adalah dengan penerbitan obligasi dan opsi sekuritisasi proyek.
Dikdik bilang untuk pendanaan proyek Jasa Marga selain dari kredit tradisional juga dengan opsi refinancing dan KIK EBA. Betty juga optimistis opsi pendanaan bank untuk proyek infrastruktur kedepan masih terbuka lebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News