Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyarankan bank agar mewaspadai risiko kredit beberapa jenis properti. Meskipun, menurut Filianingsih Hendarta, Asisten Gubernur Kelapa Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, secara umum risiko kredit masih terkendali.
"Kecuali kredit konstruksi yang cenderung naik dalam lima bulan terakhir," kata Fili dalam acara Infobank Mortgage Forum, Kamis (12/7).
BI mencatat, ada beberapa segmen kredit KPR yang harus diwaspadai bank. Pertama adalah risiko kredit kepemilikan flat atau apartemen tipe kurang dari 21 meter persegi.
Kedua, kredit ruko dan rukan. Ketiga, risiko kredit rumah tapak dengan tipe lebih dari 70m2. Ketiga jenis kredit properti tersebut risikonya mengalami kenaikan secara konsisten.
Ambil contoh untuk kredit kontruksi properti per Mei 2018, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL)-nya 6,43%. Untuk NPL flat/apartemen dengan tipe kurang dai 21m2 per Mei 2018 sebesar 5,66%. Untuk NPL ruko tercatat sebesar 4,93%.
Meskipun NPL beberapa sektor properti masih tinggi, namun secara umum BI tetap optimis pertumbuhan KPR bisa cukup bagus kedepan. Hal ini disebabkan secara umum tingkat utang rumah tangga Indonesia masih tergolong rendah.
Hal ini tercermin dari nilai debt to service ratio (DSR) rumah tangga nasional sebesar 10,96% atau kurang dari batas aman 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News