Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan. Salah satunya dengan mengimplementasikan kebijakan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit maupun pembiayaan kepada sektor prioritas dan UMKM dan atau memenuhi target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM).
"Berlaku 1 September 2022 sebagai berikut peningkatan besaran insentif kepada sektor prioritas menjadi maksimum 1,5% dari sebelumnya paling besar 0,5%. Juga insentif pencapaian RPIM tetap paling besar 0,5%; Perluasan cakupan subsektor prioritas dari 38 subsektor prioritas menjadi 46 subsektor prioritas," ujar Perry secara virtual pada Selasa (23/8).
Ia menyatakan BI mencermati fungsi Intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi. BI mencatat pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,71% year on year (yoy) pada Juli 2022.
Baca Juga: BI Kerek Suku Bunga Acuan 25 BPS Jadi 3,75%, Bank BRI Siap Melakukan Penyesuaian
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada sebagian besar sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,2 yoy pada Juli 2022.
"Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung oleh standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor Industri, Pertanian dan Perdagangan seiring membaiknya appetite penyaluran kredit," ujar Perry.
Lanjut ia, suku bunga perbankan masih dalam tren menurun, meski dengan besaran yang semakin terbatas. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 54 bps sejak Juli 2021 menjadi 2,89 % pada Juli 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%.
Baca Juga: BI: Ketahanan Perbankan Masih Terjaga, Tetap Waspadai Berbagai Faktor Risiko
"Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut, tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor Pertanian, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan," tambahnya.
Ia menyatakan konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan optimisme konsumen juga mendukung peningkatan permintaan kredit perbankan. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 18,08% yoy pada Juli 2022, terutama didukung oleh segmen mikro dan kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News