kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis perbankan diprediksi baru pulih di tahun depan


Senin, 04 Januari 2021 / 20:35 WIB
Bisnis perbankan diprediksi baru pulih di tahun depan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank swasta di jakarta, Senin (5/10). ./pho KONTAN/Caarolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai adanya sinyal baik soal penanganan pandemi di tanah air tak bakal serta merta mengerek kinerja perbankan tahun ini. Baru pada 2022, para bankir menaksir kinerja akan kembali tumbuh signifikan. 

Sejumlah bank papan atas pun memasang target pertumbuhan yang cukup konservatif tahun ini, di bawah 10%. Namun Target ini terbilang tak tinggi mengingat tahun lalu pertumbuhan kredit terkontraksi akibat pandemi. 

Sampai Oktober 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit senilai Rp 5.553 triliun, masih terkontraksi 2,28% (ytd) dibandingkan akhir tahun lalu.  “Proyeksi tahun ini masih cukup sulit diprediksi, karena implementasi vaksin masih belum pasti,” ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja kepada KONTAN. 

Baca Juga: BRI akan salurkan BPUM hingga Januari 2021

Meski demikian, Jahja masih cukup optimistis tahun ini pertumbuhan kredit bank swasta terbesar di tanah ini bisa berada pada level 4-6%. Target yang tak muluk-muluk mengingat sampai November 2020 lalu, pertumbuhan kredit BCA masih negatif 3,69% (ytd).

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo. Ia bilang tahun industri perbankan masih akan berupaya memulihkan kinerja. “Dengan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, untuk kembali mencatat pertumbuhan sebelum pandemi, kami perkirakan baru terjadi pada 2022,” ujarnya.

Sebagaimana amanat pemerintah, bank nomor wahid di tanah air ini disebut Haru juga akan makin fokus menyasar segmen UMKM terutama segmen mikro sebagai bekal ekspansi. Sementara eksposur ke segmen korporasi bakal dikurangi. 

Sementara untuk penghimpunan dana, perseroan bakal mengoptimalkan dana murah guna mengefisiensikan biaya dana. Termasuk mendorong pendapatan komisi yang utamanya bakal ditopang kanal-kanal digital perseroan. “Kredit tahun ini kami proyeksikan bisa tumbuh 6%-7%, sementara penghimpunan DPK bisa pada level 8%-9%,” sambung Haru. 

Baca Juga: Cara BP Jamsostek menumbuhkan dana kelolaan yang nilainya ratusan triliun

Per November 2020, BRI telah mencatat pertumbuhan kredit yang positif sebesar 1,74% (ytd). Dari Rp 859,570 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 874,589 triliun. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×