kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.753   42,00   0,27%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

BJB berupaya tekan kredit macet KUR ke bawah 5%


Senin, 17 Februari 2014 / 09:50 WIB
BJB berupaya tekan kredit macet KUR ke bawah 5%
ILUSTRASI. Promo Gajian PegiPegi s.d 5 Okt 2022, Diskon Tiket Bus & Travel Hingga 20%


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Jabar Banten (BJB) menargetkan rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) dalam program kredit usaha rakyat (KUR) bisa ditekan menjadi dibawah 5% pada akhir tahun ini.

Menurut Benny Riswandi, Pemimpin Divisi Mikro BJB, NPL KUR BJB memang mengalami lonjakan drastis dari semula 6,6% di akhir 2012 menjadi 13% di akhir 2013. Penyebabnya, banyak debitur yang tidak disiplin dalam memenuhi angsuran pembayaran tiap bulan.

Selain itu, kondisi makro seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat biaya produksi naik dan daya beli masyarakat, termasuk debitur KUR menjadi turun. "Akibatnya ini mempengaruhi kemampuan membayar angsuran," kata Benny saat dihubungi KONTAN, Senin, (17/2).

Benny menegaskan, akan menekan NPL KUR sesuai target. Selama tiga bulan pertama ini, BJB berupaya keras melakukan restrukturisasi kredit, ditambah melakukan penagihan yang semakin intensif, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM bidang kredit mikro. "Harus disadari, KUR ini seperti bisnis mikro lainnya, harus diperlakukan seperti bayi. Harus dibimbing secara mendasar dari awal," ujar Benny.

Selain itu, bank pembangunan daerah (BPD) asal Jawa Barat dan Banten ini terus berkomunikasi kepada pihak perusahaan penjaminan kredit Jamkrindo agar segera menuntaskan keterlambatan pembayaran klaim. Tahun lalu terjadi keterlambatan pembayaran klaim dari Jamkrindo ketika terjadi gagal usaha yang dibiayai KUR. "Penyebabnya adalah kucuran dana dari pemerintah kepada Jamkrindo untuk pembayaran klaim telat. Ini berefek meningkatkan NPL kami tahun lalu," pungkas Benny.

Adapun BJB sendiri merupakan BPD penyalur KUR terbesar kedua setelah Bank Jatim. Tahun lalu KUR yang disalurkan mencapai Rp 2,9 triliun. Tumbuh 31,81% dibanding akhir 2012 yang mencapai Rp Rp 2,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×