kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

BMT susun standardisasi LKMS


Sabtu, 23 Oktober 2010 / 07:10 WIB
BMT susun standardisasi LKMS
ILUSTRASI. Perkebunan Kelapa Sawit


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Test Test

JAKARTA. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) atau Baitul Maal wat Tamwil (BMT) saat ini sedang menyusun standardisasi sesuai LKMS internasional. Ke depan, BMT ingin menjadi acuan bagi LKMS di dunia.

"Secara makro, target kami adalah dengan adanya standardisasi menyeluruh ini, ketika orang membicarakan lembaga keuangan mikro Islam maka mereka langsung mengacu pada Indonesia," tegas Ketua Umum BMT Pusat Jularso, dalam BMT Summit di Jakarta, Jumat (22/10).

Menurutnya, standardisasi tersebut menjadi parameter apakah suatu BMT sehat atau tidak. Selama ini, parameter-parameter yang dipakai BMT menyangkut prosedur pengelolaan keuangan dan manajemen LKM dari Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang masih bersifat parsial. parameter-parameter tersebut akan disempurnakan dalam BMT Summit yang berlangsung hingga 25 Oktober mendatang.

"Bentuk riilnya akan ada standardisasi laporan keuangan, manajemen, hingga keberhasilan mencapai visi dan misi," tambahnya. Salah satu visi utama BMT adalah menciptakan wadah transaksi bisnis sekaligus melaksanakan kegiatan sosial. Target BMT ini merupakan target jangka panjang yang akan ditindaklanjuti hingga lima tahun ke depan.

Menurut Jularso, perkembangan BMT selama sepuluh tahun terakhir tercatat paling menonjol dalam dinamika keuangan syariah di Indonesia. Sejak berdiri tahun 2005, BMT telah menyalurkan pembiayaan kepada sekitar 3 juta nasabah mikro. Bidang usaha dan profesi yang mereka layani sangat luas, mulai dari pedagang sayur hingga kontraktor dan usaha jasa yang relatif modern.

Hingga tahun 2010, ada sekitar 4.000 BMT yang beroperasi di Indonesia dengan aset sekitar Rp 3 triliun. Wilayah operasionalnya mencakup daerah perdesaan dan perkotaan di Pulau Jawa dan luar Jawa. Rasio financing to deposit ratio (FDR) BMT umumnya mendekati atau lebih dari 100%.

Sayangnya, sampai saat ini BMT baru bisa mendirikan dua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena terkendala masalah permodalan. Maklum, modal awal untuk mendirikan BPR cukup besar, antara Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar. "BMT yang memiliki BPR adalah BMT Yogyakarta dan BMT Semarang," ujar Jularso

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×