kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BNI (BBNI) dikabarkan siap akuisisi bank kecil, siapa yang dibidik?


Senin, 18 Oktober 2021 / 15:57 WIB
BNI (BBNI) dikabarkan siap akuisisi bank kecil, siapa yang dibidik?
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BNI Jakarta, Senin (11/10). BNI dikabarkan siap akuisisi bank kecil./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/10/2021.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) alias BNI dikabarkan akan melakukan akuisisi bank kecil sebagai langkah perseroan masuk ke bank digital. 

Pejabat Kementerian BUMN seperti dilansir Antara, Senin (18/10) menyebutkan bahwa manajemen BNI siap membidik bank kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I atau BUKU II sebelum peraturan OJK terkait penggolongan bank resmi berubah menjadi kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI). 

Pejabat yang mengetahui rencana akuisisi tersebut menambahkan, BNI juga akan menggandeng perusahaan fintech

Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, sebelumnya mengatakan perseroan berencana melakukan ekspansi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan berbasis digital.

Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BBNI) dikabarkan berencana mengakuisisi bank kecil

Alasan BNI melakukan ekspansi anorganik adalah karena mempertimbangkan kondisi permodalan perseroan yang masih baik dan juga potensi imbal hasil yang baik ke depan yang bisa diperoleh perusahaan dari sana.  

Lebih lanjut, Royke menjelaskan, rencana ekspansi organik ingin difokuskan pada layanan finansial teknologi karena perkembangan semua layanan keuangan ke depan akan serta digital.  Adapun perusahaan finansial teknologi yang akan dibidik adalah perusahaan yang memiliki biaya operasional yang murah.

Saat dikonfirmasi, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI YB Hariantono tidak membantah maupun mengiyakan kabar tersebut. Dia hanya menjelaskan bahwa BNI saat ini tengah fokus melakukan digitalisasi produk dan proses bisnis secara digital baik untuk melayani consumer banking maupun business banking

"Kami akan mendigitalkan platform internal, membangun produk digital dan memodernisasi layanan eksisting, mengembangkan ekosistem digital dengan layanan API open banking," kata YB pada Kontan.co.id, Selasa (18/10). 

Dengan layanan BNI API, perseroan dapat melakukan lebih banyak kolaborasi dengan fintech serta e-commerce.

Sebelumnya  Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI sebelumnya mengatakan, perseroan berencana melakukan ekspansi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan berbasis digital. Alasan BNI melakukan ekspansi anorganik adalah karena mempertimbangkan kondisi permodalan perseroan yang masih baik dan juga potensi imbal hasil yang baik ke depan yang bisa diperoleh perusahaan dari sana.  

Baca Juga: Pemegang saham restui rencana rights issue Bank Allo (BBHI)

Lebih lanjut, dia mengatakan, rencana ekspansi organik ingin difokuskan pada layanan finansial teknologi karena perkembangan semua layanan keuangan ke depan akan serta digital.  

Namun, rencana akuisisi BNI tampaknya memang mengarah ke bank. Pasalnya, secara regulasi bank tidak bisa melakukan akuisisi langsung terhadap perusahaan non bank, termasuk fintech. Akuisisi harus dilakukan secara tidak langsung lewat perusahaan modal ventura. Sedangkan bank pelat merah ini belum memiliki modal ventura hingga saat ini. 

Saat ini masih banyak bank kecil dengan modal inti di bawah Rp 2 triliun, baik yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun yang masih dalam perusahaan tertutup. Bank-bank ini yang berpotensi menjadi anak usaha BNI. 

Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, masih ada 8 bank sebagai perusahaan tertutup yang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun. Bank-bank tersebut antara lain Bank SBI Indonesia, Bank Jasa Jakarta, Bank Index Selindo, Bank Mayora, Bank Sahabat Sampoerna, Bank Fama Internasional, Sea Bank, dan BCA Digital. 

Namun, BCA Digital tidak diwajibkan menambah modal inti menjadi di atas Rp 1 triliun karena merupakan kelompok usaha bank (KUB) di bawah naungan BCA group. Secara regulasi, modal inti bank kecil di bawah skema KUB cukup minimal Rp 1 triliun. Sedangkan Sea Group di kabarkan masih akan membidik bank lain untuk diakuisisi yang kemungkinan akan merger dengan Sea Bank. 

Sementara bank yang sudah terdaftar di bursa yang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun per Juni 2021, di antaranya PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), PT MNC Bank International Tbk (BABP), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI).

Kemudian ada PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank National Nobu Tbk (NOBU), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Bank JTRUST Indonesia Tbk (BCIC), PT BPD Banten Tbk (BEKS). 

Emiten-emiten bank kecil ini sedang mempersiapkan aksi rights issue untuk menambah permodalan.  Bank MNC dan Bank Banten saat ini sudah dalam proses pelaksanaan rights issue. Sementara yang lain masih dalam tahap persiapan. 

Selanjutnya: Gubernur Banten dukung rights issue Bank Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×