Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sudah melakukan antisipasi potensi tersedotnya likuiditas perbankan tahun depan untuk penyaluran kredit infrastruktur.
Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan dan Risiko Kredit BNI bilang, bank sudah melakukan persiapan kebutuhan pendanaan untuk keperluan kredit infrastruktur.
"Dalam mengelola likuiditas, bank memiliki berbagai pilihan instrumen untuk memenuhi kebutuhan kredit," kata Rico kepada KONTAN, Jumat (15/9).
Menurut Rico, dana simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) merupakan salah satu sumber dana utama yang bisa digunakan. Namun, tidak menutup kemungkinan BNI bisa mencari alternatif pendanaan, semisal dengan menerbitkan surat berharga, repo dan pinjaman bilateral untuk jangka panjang.
BNI juga telah mengantisipasi kebutuhan likuiditas infrastruktur dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan. Untuk obligasi berkelanjutan tahap I menurut Rico sudah dilakukan pada tahun ini sebesar Rp 3 triliun.
Ke depan, penerbitan obligasi berkelanjutan ini bisa dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan bank.
Saat ini, tercatat likuditas BNI masih mencukupi untuk keperluan kredit infrastruktur. Hal ini bisa dilihat dari loan to funding ratio (LFR) bank yang mencapai 89%. Dengan ini BNI optimis kedepan masih ada ruang untuk melakukan ekspansi pinjaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News