kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BNI Syariah perkirakan bisnis melemah di 2014


Kamis, 31 Oktober 2013 / 19:45 WIB
BNI Syariah perkirakan bisnis melemah di 2014
ILUSTRASI. Spiderhead masih menduduki peringkat teratas top film Netflix di Indonesia, karena memiliki cerita yang menarik tentang dunia sci-fi dan psychology.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Melihat kondisi perekonomian yang tidak terlalu kondusif di tahun 2014, PT BNI Syariah memproyeksi pertumbuhan bisnis perseroan akan melambat tahun depan. Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono Imam mengungkapkan, BNI Syariah memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan kredit pada 2014

Menurut Imam, pertumbuhan pembiayaan tahun depan akan berada di bawah angka 40% atau lebih rendah dibanding tahun ini dengan kontribusi terbesar diperkirakan masih dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Tahun depan diperkirakan melambat. BNI Syariah tumbuh sekitar 45%, pembiayaan 44%. Tahun depan kami targetkan 35%. Sektor yang masih punya potensi itu UKM, kemudian Mikro, perumahan juga masih tapi melambat, karena (aturan) ready stock dan LTV rumah kedua," ujar Imam di Gedung BI, Jakarta, Kamis (31/10).

Imam menuturkan, per September 2013, perseroan telah mencatat pembiayaan mencapai kisaran Rp 11 triliun. Menurutnya, angka ini sudah mendekati target yang telah ditetapkan sebelumnya. "Kami sudah hampir achieve target satu tahun karena kami lakukan front loading di awal, target sekitar Rp 11 triliun lebih," ujarnya.

Lebih lanjut Imam menuturkan, perlambatan pertumbuhan pembiayaan BNI Syariah ini dikarenakan kondisi perekonomian dalam negeri yang masih belum membaik.

"Kondisi makro, jadi kami perkirakan nilai tukar (kurs) rupiah kemungkinan masih di level Rp 11.000. Tingkat inflasi juga masih relatif tinggi, kemudian defisit neraca berjalan meski berkurang tapi masih berlanjut," jelas Imam.

Selain itu, kondisi perekonomian global yang diperkirakan masih berfluktuasi juga memberikan andil pada perlambatan pertumbuhan bisnis perseroan dan perbankan syariah secara umum. "Kondisi di luar yang lebih mengkhawatirkan sebenarnya. Ekspor kemungkinan juga masih melambat. Di sisi lain, likuiditas di sini juga relatif masih ketat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×