kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI Syariah salurkan Rp 300 miliar ke sektor ekonomi kreatif


Rabu, 07 Maret 2018 / 16:09 WIB
BNI Syariah salurkan Rp 300 miliar ke sektor ekonomi kreatif
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah Bank BNI Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BNI Syariah mengatakan pihaknya tetap aktif dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor industri kreatif di bawah naungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekfraf).Hal ini merupakan tindak lanjut kerjasama perseroan yang telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.

Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengungkapkan, sampai per 28 Februari 2018 BNI Syariah sudah memberikan pembiayaan mencapai Rp 300 miliar ke sektor ekonomi kreatif. Hanya saja, menurutnya jumlah tersebut memang tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Hanya saja, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini menyebutkan beberapa sektor ekonomi kreatif yang paling gencar digarap perseroan antara lain sektor industri sebanyak 40% dari total pembiayaan. Sementara itu disusul oleh sektor fesyen 20% serta periklanan 19%.

"BNI syariah memiliki pembiayaan ke sektor ekonomi kreatif. Pertumbuhan masih belum signifikan, namun total eksposur kami sebesar Rp 300 miliar," kata Dhias kepada Kontan.co.id, Rabu (7/3).

Meski tidak memasang target untuk tahun ini, pihaknya menyebut pekan ini pihaknya akan kembali melakukan pertemuan dengan Bekraf. Rencananya, BNI Syariah akan membiayai beberapa usaha yang dilakukan oleh pengusaha di bidang ekonomi kreatif yang dibina oleh Bekraf.

"Kami akan kolaborasi dengan Bekraf untuk pembiayaan start up (perusahaan rintisan) jumlahnya tidak besar, karena ini pembiayaan mikro," jelasnya.

Sebelumnya, Dhias juga menurutkan bahwa pihak perbankan juga memiliki kesulitan tersendiri dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor ekonomi kreatif. Hal ini dikarenakan, umumnya debitur industri kreatif sudah feasible untuk dibiayai tapi belum bankable.

Belum lagi, isu terkait legalitas, manajemen yang belum profesional, hingga ketersediaan aset sebagai agunan merupakan persoalan yang paling banyak ditemukan dalam penyalurannya.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×