Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengincar hasil investasi sebesar Rp 21 triliun di tahun depan. Hingga Oktober 2015, hasil investasi perseroan sudah tembus Rp 15,6 triliun dan diharapkan mencapai Rp 18 triliun sampai akhir tahun nanti.
Jeffry Haryadi, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan mengatakan, target hasil investasi sebesar Rp 21 triliun itu akan berasal dari pengembangan aset perseroan yang diperkirakan tembus Rp 240 triliun pada akhir tahun depan.
Optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat operator program kesejahteraan tenaga kerja tersebut menambah tebal portofolio investasi langsungnya baru-baru ini dengan membentuk perusahaan properti. Yakni, PT Sinergi Investasi Properti, hasil patungannya dengan PT PP (Persero) Tbk.
“Ini merupakan penyertaan langsung kami tahun ini untuk beroperasi tahun depan. Total penyertaan kami 80% dari modal sebesar Rp 440 miliar, sisanya merupakan penyertaan mitra kami. Ini salah satu strategi kami dalam berinvestasi,” ujarnya, Jumat (4/12).
Saat ini, penempatan dana eks PT Jamsostek tersebut masih didominasi di keranjang surat utang dan obligasi korporasi sebanyak 44% - 45% dari total aset sebesar Rp 198 triliun. Sebanyak 22% - 24% di deposito, dan sisanya diparkir di saham, reksa dana dan properti.
“Tahun depan, bisa saja ada pergeseran portofolio, tetapi perubahannya tidak akan banyak. Kami kaji portofolio investasi tiap tiga bulan sekali. Ini yang membuat hasil investasi kami lebih optimal,” terang Jeffry.
Asal tahu saja, tahun ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan meraup pertumbuhan hasil investasi di kisaran 10%. Adapun, yield sampai Oktober 2015 sebesar 9,4%. Kendati hampir mencapai target, manajemen emoh buru-buru merevisi target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News