Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Pesatnya pertumbuhan layanan finansial berbasis teknologi alias tekfin saat ini membuat sebagian penyedia jasa keuangan harus mengambil langkah antisipasi. Salah satu industri keuangan yang berpotensi tergeser oleh terpaan fintech antara lain Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Pasalnya, jika dilihat dari segmen pasarnya kedua penyedia jasa keuangan ini memiliki kesamaan yakni mengincar nasabah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Tidak mau tersaingi di masa mendatang, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menyebut pihaknya akan menggelar pertemuan dengan asosiasi tekfin dalam waktu dekat.
Bukan hanya itu, BPR pun saat ini tengah menjalin konsolidasi untuk membentuk layanan keuangan digital BPR. Joko berharap, kelak dengan cara ini pihaknya tidak tersaingi oleh fintech dalam memberi layanan kepada nasabah.
Hal ini diambil sebagai ancang-ancang agar tidak terjadinya persaingan maupun perebutan nasabah baik dari BPR maupun tekfin di masa mendatang. "Sekarang sih fintech belum begitu masif di Indonesia, tapi ke depan sudah pasti ini akan jadi tantangan bagi BPR," ujarnya kepada KONTAN di Jakarta, Kamis(17/8).
Perbarindo pun menyebut akan melangsungkan pertemuan pada 23 Agustus 2017 mendatang bersama dengan asosiasi fintech. Sebagai langkah awal, kedua belah pihak berencana untuk saling berbagi ilmu pengetahuan terkait masing-masing industri. "Nantinya kami juga ingin bekerjasama dengan fintech, tapi seperti apa arahnya kami belum petakan," tambah Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News